Jumat, 12 April 2019

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN ASETON


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I

DISUSUN OLEH:
YULI ASRIANI
(A1C117039)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019


VII. DATA PENGAMATAN
7.1. Pembuatan Aseton dengan Oksida Kalium Permanganat (KMNO4)
NO
Perlakuan
Pengamatan
1.
Dirangkai alat sokletasi

2.
12 ml propanol + H2SO4
Larutan menjadi panas dan suhunya 500C
3
Dimasukan dalam labu dasar bulat larutan tersebut + 16 gr KMNO4
Larutan mendidih dan terjadi perubahan warna dari ungu menjadi coklat pekat atau betadin
4
Dimasukan batu didih dan dilakukan desrtilasi
Terjadi penetasan pertama pada tabung Erlenmeyer pada suhu 780C pada waktu ke 3 menit dan tetesan terakhir pada suhu 76 0C pada waktu 6 menit 56 detik
5
Diukur volume aseton yang dihasilkan
Sebayak 40 tetes atau 2 ml
6
Diuji hasil destilat sama atau tidak bau yang dihasilkan dengan aseton murni
Bau sama dengan aseton yaitu seperti bau balon
7.2. Pembuatan Aseton dengan Oksida Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
NO
Perlakuan
Pengamatan
1
Dirangkai alat destilasi

2
50 ml air + 27,5 ml H2SO4 + 29,5 isopropil alcohol dan dipanaskan
Warna larutan bening dan menimbulkan panas. Dipanaskan sampai mendidih
3
10 gr K2Cr2O7 + 100 ml air dimasukan kedalam corong pisah
Kristal larut dan berwarna orange
4
Ditambahkan campuran K2Cr2O7 dengan air kedalam campuran air + H2SO4 + isopropil alcohol
Warna menjadi hijautoska semakin banyak penambahan warna larutan menjadi hijau pekat
5
Dimasukkan batu didih dan dilakukan destilasi
Suhu 83 0C tepat menetes pada waktu 7 menit 44 detik dan tetesan terakhir pada suhu 83 0C dan pada waktu ke 8 menit 16 detik
6
Diukur volume aseton yang dihasilkan
Sebayak 40 tetes atau 2 ml
7
Diuji hasil destilat sama atau tidak bau yang dihasilkan dengan aseton murni
Bau sama dengan aseton yaitu seperti bau balon


VIII. PEMBAHASAN
Aseton merupakan salah satu contoh senyawa keton yang paling sederhana. Dimana senyawa keton memiliki rumus struktur R-C=O-R yaitu CH3-C=O-CH3. Senyawa keton biasanya dikenal dengan sebutan 2-Propanon atau Dimetil keton. senyawa keton memiliki sifat mudah terbakar, mudah menguap dan senyawa yang tidak berwarna atau bening. Senyawa keton banyak digunakan juga sebagai pelarut organik. Aseton banyak ditemui dalam tumbuh-tumbuhan, dapat pula  ditemukan sebagai hasil penguraian metabollisme lemak pada hewan. Didalam tubuh juga terdapat senyawa aseton, yaitu terdapat didalam urin dan didalamm darah tubuhh manusia tetapi dalam jumlah yang lebih kecil. Untuk jumlah aseton yang lebih besar terdapat pada seseorang yang termasuk penderita diabetes. Senyawa aseton juga memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia karena senyawa aseton banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kegunaan senyawa keton yaitu sebagai bahan pembersih cat kuku, dapat membersihkan kaca yang tergore, dapat membersihkan papan tulis yangg kotor, dapat membuat sepatu lebih mengkilap, dapat juga digunakan sebagai bahan pembuatan plastik, kosmetik, obat-obatan serta  produk yang lainnya. Kegunaan senyawa aseton yang paling banyak digunakan yaitu sebagai bahan pelarut. Oleh karena kegunaan senyawa aseton yang sangat banyak, sehingga senyawa aseton dapat disintesis atau dibuat dengan berbagai cara yaitu dengan dapat disintesis dengan menggunakan destilasi kering dengan Kalsium Asetat, dapat pula dibuat dengan Asam Asetat dengan menggunakan katalis Mangan (II) karbonat dengan cara dipanaskan dengan suhu 110-120°C serta dapat pula dibuat dengan cara mengoksidasi alkohol sekunder yaitu 2-propano dengan menggunakan oksidator Kalium Kromat. Pada percobaan yang kami lakukan mengenai pembuatan aseton, praktikan melakukan dengan cara mengokksidasi alkkohol sekunder dengan menggunkan bantuan katalis H2SO4 dengan menggunakan oksidator Kalium Permanganat dan Kalium Dikromat yang dilakukan dengan cara destilasi (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/03/sintesis-aseton/).
8.1.  Pembuatan Aseton dengan menggunakan Kalium Permanganat
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan mengenai pembuatan aseton dengan menggunakan oksidator Kalium Permanganat. Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan dengan cara mengoksidasi alkohol sekunder dengan meenggunakan oksidator Kalium Permanganat serta menggunakan bantuan katalis asam sulfat atau H2SO4. Penggunaan katalis H2SO4 yaitu karena asam sulfat dapat memutuskan ikatan –OH pada 2-Propanol sehingga akan mudah untuk Kalium Permanganat dapat meengoksidasi 2-propanol, sehingga proses ini dapat membantu dalam mempercepat pembentukan senyawa aseton yang kita butuhkan. Percobaan yang kami lakukan yaitu dengan cara destilasi. Destilasi yaitu suatu teknik pemisahan berdasarkan kemampuan dalam menguap suatu bahan atau bersifat volatil, yang mana teknik destilasi ini digunakan dengan berdasarkan titik didih zat yang akan didestilasi. Dimana pada percobaan ini kami mendapatkan senyawa aseton ketika titik didih larutan telah capai maka akan menghasilkan tetesan pertama pada erlenmeyer. Berdasarkan teori bahwa titik didih aseton adalah 55,6°C atau 56°C. Berdasarkan percobaan yang kami lakukan kami melarutkan 80 ml aquadest dengan 26 ml 2-propanol. Kedua larutan saling melarutkan kemudian ditambahkan dengan 12 ml  H2SO4 pekat. Hasilnya larutan yang dihasilkan panas atau suhu tinggi pada suhu 50°C. Setelah campuran tersebut didapatkan, lalu campuran dipindahkan kedalam labu alas bulat kemudian didalam labu tersebut dimasukkan kristal  Kalium Permanganat sebanyak 16 gram. Ketika penambahan Kalium Permanganat larutan menjadi menggelegak atau seperti mendidih serta larutan menjadi berubah warna yaitu warna ungu. Setelah lama kelamaan larutan tersebut juga berubah warna menjadi warna coklat pekat atau seperti warna betadine. Oleh karena larutan tersebut menimbulkan ledakan-ledakan maka praktikan mendiamkan larutan tersebut. Setelah ledakan-ledakan tersebut sudah tidak terlalu kuat lalu larutan dimasukkan kedalam labu destilasi. Setelah itu, kami melalukan proses destilasi. Ketika proses destilasi, didapatkan tetesan pertama yang berwarna bening pada suhu 78°C dengan waktu 3 menit. Dan pada tetesan terakhir didapatkan pada suhu 76°C dengan waktu 6 menit 54 detik. Hasil  senyawa aseton yang didapatkan adalah sebanyak 40 tetes atau sebanyak 2 ml. Setelah mendapatkan senyawa aseton praktikan mengidentifikasi senyawa aseton tersebut, dengan cara mencium baunya, yaitu bau senyawa aseton yang didapatkan seperti bau balon dan bau ini sama dengan bau senyawa aseton murni. Setelah itu, senyawa aseton ini juga diindentifikasi dengan cara digunakan untuk menmbersihkan whiteboard yang kotor dimana hasilnya senyawa aseton dapat membersihkan whiteboard yang kotor tersebut. Hal ini sesuai dengan kegunaan aseton yang kita ketahui. Pada percobaan ini dengan menggunakan oksidator  Kalium Permanganat didapatkan tetesan pertama lebih cepat dengan waktu 3 menit hal ini disebabkan karena Kalium Permanganat merupakan oksidator kuat sehingga dapat dengan mudah dan cepat membantu pembentukan senyawa aseton.
8.2. Pembuatan Aseton dengan menggunkan Kalium Dikromat
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan mengenai pembuatan aseton dengan menggunakan oksidator Kalium Dikromat. Dimana pada percobaan kami juga melakukan percobaan dengan cara mengoksidasi alkohol sekunder yaitu 2-propanol dengan menggunakan oksidator Kalium Dikromat dengan menggunakan bantuan katalis asam sulfat atau H2SO4. Penggunaan katalis asam sulfat atau H2SO4 ini sama halnya dengan perlakuan pembuatan aseton dengan menggunakan Kalium Permanganat yakni digunakan karena asam sulfat dapat memutuskan ikatan –OH pada 2-Propanol sehingga akan mudah untuk Kalium Permanganat dapat mengoksidasi 2-propanol, sehingga proses ini dapat membantu dalam mempercepat pembentukan senyawa aseton yang kita butuhkan. Percobaan yang kami lakukan juga menggunakan cara destilasi yaitu teknk pemisahan yang  berdasarkan pada kemampuan dalam menguap bahan yang bersifat volatil, yang mana teknik destilasi ini digunakan dengan berdasarkan titik didih zat yang akan didestilasi. Pada percobaan ini kami juga menperoleh senyawaa aseton ketika titik didih larutan telah dicapai maka akan menghasilkan tetesan pertama pada erlenmeyer. Seperti yang kita ketahui bahwa titik didih aseton adalah 55,6°C atau 56°C. Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, mulanya kami membuat larutan dengan 50 ml aquades kemudian ditambahkan dengan asam sulfat sebanyak 27,5 ml dan kemudian ditambahkan lagi dengan 2-propanol sebanyak 29,2 ml. Hasil dari pencampuran tersebut ialah larutannya bening sserta menghasilkan panas pada larutan sekitar suhu 67°C. Ketika larutan menghasilkan panas, maka praktikan mendiamkan campuran tersebut beberapa saat. Akan tetapi panas yang dihasilkan dari tersebut tidak turun sehingga praktikan langsung melanjutkan prosedur selanjutnya. Setelah itu, kami melakukan pemanasan larutan dengan menggunakan penangas air hingga larutan mendidih. Akan tetapi larutan yang kami panaskan tidak mendidih secara sempurna atau larutan tersebut hampir mendidih yang ditandai dengan terdapat sedikit gelembung-gelembung pada larutan. Sambil menunggu pemanasan larutan yang dilakukan, praktikan melarutkan  10 gram  Kalium Dikromat dalam 100 ml aquades didalam gelas kimia, dimana bentuk awal dari kalium dikromat ialah berbentuk kristal yang berwarna orange. Sehingga hasil pelarutan campuran tersebut menjadi larutan yang berwarna orange dan kalium dikromat larut dalam aquades. Setelah didapatkan larutan kalium dikromat, larutan tersebut dimasukkan kedalam corong pisah, pada saat dimasukkan kedalam corong pisah tidak terjadi peruabahan apapun pada larutan. Akan tetapi larutan yang dimasukkan kedalam corong pisah berfungsi agar ketika larutan hendak dimasuukkan kedalam campuran yang telah dipanaskan tersebut dilakukan secara perlahan atau secara sedikit demi sedikit. Setelah diperolah larutan kalium dikromat dalam corong pisah, campuran larutan yang dipanaskan tadi diangkat terlebih dahulu. Kemudian campuran tersebut ditambahkan dengan larutan kalium dikromat yang telah disediakan didalam corong pisah, ketika proses penetesan larutan kalium dikromat dalam campuran larutan menjadi menggelegak atau seperti timbul gelembung-gelembung saat air mendidih. Akan tetapi jika larutan kalium diikromat tidak diteteskan pada campuran tidak terjadi larutan yang menggelegak. Selain itu, ketika penetesan larutan kalium dikromat dalam campuran terjadi perubahan warna pada larutan yaitu menjadi warna hijau toska, ketika lama-kelamaan ditambahkan laruta kalium dikromat warna hijau toska tersebut berubah lagi menjadi warna hijau pekat atau seperti warna hijau tua. Setelah itu, kami masukkan campuran tersebut kedalam labu destilasi dan kemudian kami melakukan proses destilasi. Ketika proses destilasi, didapatkan tetesan pertama dari senyawa aseton ketika suhu 83°C pada waktu 7 menit 44 detik. Dan untuk tetesan terakhir senyawa aseton pada proses destilasi didapatkan ketika suhu 83°C  juga dan pada waktu 8  menit 16 detik. Pada proses destilasi ini kami mendapatkan senyawa aseton sebanyak 40 tetes atau sebanyak 2 ml. Setelah didapatkan senyawa aseton kami juga melakukan pengidentifikasian senyawa aseton yang sama pada perlakuan pertama yaitu dengan cara mencium baunya, yaitu bau senyawa aseton yang didapatkan seperti bau balon dan bau ini sama dengan bau senyawa aseton murni. Setelah itu, senyawa aseton ini juga diindentifikasi dengan cara digunakan untuk menmbersihkan whiteboard yang kotor dimana hasilnya senyawa aseton dapat membersihkan whiteboard yang kotor tersebut. Hal ini sesuai dengan kegunaan aseton yang kita ketahui. Hasil perlakuan ini sama dengan hasil yang didapat pada perlakuan pertama mengenai pembuatan aseton dengan menggunakan kalium permanganat. Pada percobaan ini kami menggunakan oksidator kalium dikromat dimana kami memperoleh tetesan pertama senyawa aseton pada waktu 7 menit 44 detik, tetesan ini kami dapatkan lebih lambat jika dibanding pada perlakuan pertama dengan menggunakan oksidator kalium permanganat yang diperoleh tetesan pertama pada waktu 3 menit. Hal ini disebabkan karena oksidator yang digunakan pada perlakuan kedua ini yaitu oksidator kalium dikromat, seperti yang kita tahu bahwa kalium dikromat merupakan oksidator lemah sehingga untuk memperoleh senyawa aseton membutuhkan waktu lebih lama.
IX. PERTANYAAN PASCA
  1. Berdasarkan kedua percobaan diatas, mengapa ketika larutan yang ditambahkan dengan asam sulfat akan menghasilkan larutan yang panas atau bersuhu tinggi?
  2. Mengapa pada percobaan pembuatan senyawa aseton dengan menggunakan Kalium permanganat lebih cepat dihasilkan dibandingkan dengan mengggunakan kalium dikromat?
  3. Berdasarkan percobaan dengan menggunakan kalium dikromat, mengapa ketika campuran yang telah dipanaskan diteteskan dengan larutan kalium dikromat terdapat gelembung atau larutan menggelegak, akan tetapi jika tidak diteteskan tidak terdapat gelembung?
X. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini ialah sebagai berikut:
  1. Senyawa aseton merupan suatu senyawa keton yang paling sederhana. Senyawa keton yang memiliki struktur CH3-C=O-CH3 atau yang biasa dikenal dengan sebutan 2-propanon atau dimetil keton. Senyawa keton ini banyak digunakan dalam berbagai kegunaan yaitu sebagai pelarut organik, sebagai bahan pembuatan plastik, kosmetik, obat-obatan serta produk yang lainnya. Selain itu, senyawa keton banyak pula digunakan sebagai bahan pembuatan pembersih cat kuku, sebagai bahan pembersih whiteboard yang kotor, sebagai bahan pembersih sepatu  agar dapat mengkilap dan lain sebagainya.
  2. Senyawa aseton memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena senyawa aseton banyak memberikan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena banyaknya kegunaan dari aseton maka senyawa ini dapat dibuat dengan berbagai cara. Pembuatan senyawa aseton dapat dilakukan yaitu dengan cara melakukan destilasi kering dengan menggunakan kalium asetat, dapat pula dibuat dengan senyawa asam asetat dengan menggunakan bantuan katalis Mangan (II) karbonat dan dapat pula dibuat dengan cara mengoksidasi alkohol sekunder dengan suasana asam seperti isopropil alkohol atau 2-propanol dengan menggunakan katalis kalium permanganat atau kalium dikromat.
  3. Pembuatan senyawa aseton pada percobaan yang dilakukan dengan cara mengoksidasi alkohol sekunder yaitu 2-propanon dengan menggunakan oksidator kalium permanganat lebih cepat menghasilkan senyawa  aseton dibaandingan dengan menggunakan oksidator kalium dikromat. Hal ini disebabkan karena oksidator kalium permanganat yang digunakan pada pembuatan aseton merupakan oksidator kuat yang dapat membantu mempercepat pembentukan senyawa aseton, sedangkan oksidator kalium dikromat yang digunakan pada pembuatan senyawa aseton merupakan oksidator lemah sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk mensintesis senyawa aseton.

XI. DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, F. 2008. Ekstraksi Minyak Atsiri ddari Tanaman Sereh dengan Menggunakan Pelarut Metanol, Aseton dan N-Heksana. Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala. Vol. 7 No.2. Diakses tanggal 3 April 2019

Arsyad. 2011. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga


Kirk & Othmer. 2015. Perancangan Pabrik Aseton Proses Dehidrogenasi Isopropil Alkohol Kapasitas 21.000 Ton/Tahun. Surakarta: Universitas Muhammadiyah. Diakses tanggal 3 April 2019

Wikanta. 2015. Bioaktivitas Ekstrak Kasar Aseton, Fraksi dan Subfraksinya dari Ulva Fasciata Terhadap Sel Lestari Tumor Hela. Jakarta: Universitas Pancasila


XII. LAMPIRAN GAMBAR
Hasil larutan ketika kristal Kalium Dikromat dilarutkan dengan aquadest

Rangkaian alat destilasi yang digunakan pada percobaan

Hasil pengujian pembuatan aseton dengan menggunakan Kalium Permanganat

Ketika melakukan proses destilasi dengan menggunakan Kalium Permanganat

Hasil pengujian pembuatan aseton dengan menggunakan Kalium Dikromat












































3 komentar:

  1. Saya suci A1c117081 akan menjawab no 1
    Menurut saya ketika suatu larutan yang ditambahkan dengan asam sulfat maka memghasilkan larutan yang panas atau bersuhu tinggi, hal ini disebabkan karena sifat dari asam sulfat ialah memiliki eksotermik yang tinggi artinya bahwa asam sulfat mengalami reaksi eksotermik yang dapat menghasilkan panas. Pada percobaan Ketika air, propanol dan asam asetat ditambahkan terdapat larutan yang panas atau seperti larutan yang mendidih ini menandakan bahwa terjadinya suatu reaksi yang kuat pada campuran tersebut.

    BalasHapus
  2. Novela melinda (A1C117007) untuk pertanyaan nomor 3 menurut saya pada percobaan pembuatan aseton dengan menggunakan kalium dikromat, ketika campuran yang telah dipanaskan tersebut diteteskan dengan larutan kalium dikromat terdapat gelembung atau seperti larutan menggelegak, hal ini disebabkan karena campuran dan larutan kalium dikromat tersebut mengalami reaksi yang kuat, dimana salah satu senyawa dari campuran yang telah dipanaskan yaitu mengandung larutan asam sulfat sehingga ketika ditambahkan dengan larutan kalium dikromat terjadi larutan yang menggelegak atau seperti mendidih hal ini juga dikarenakan karena asam sulfat bersifat eksotermik yang dapat menghasilkan panas. Akan tetapi jika tidak diteteskan dengan larutan kalium dikromat maka tidak terjadi larutan yang menggelegak hal ini ditandai bahwa larutan tersebut tidak terjadi reaksi karena tidak dilakukan penetesan larutan tersebut.

    BalasHapus
  3. Saya Hanna (045) akan menjawab pertanyaan 2. Pembentukan senyawa aseon dengan menggunakan kalium permanganat lebih capat dibandingkan dengan menggunakan kalium dikromat, hal ini disebabkan kareana kalium permanganat merupakan oksidator kuat dimana kalium permanganat ini daat membantu mempercepat proses pembentukan senyawa aseton, sedangkan kalium dikromat merupkaan oksidator yang lebih lemah dibandingkan kalium permanganat, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.

    BalasHapus