DISUSUN OLEH:
YULI ASRIANI
(A1C117039)
(A1C117039)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. DATA PENGAMATAN
1. Klor dalam tetraklorida
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
a.
|
1 ml bensin + 10 tetes benzen
ditutup alumunium foil
a. Ditempat
gelap (10 menit)
b. Disinari
matahari (10menit)
|
a.Larutan
keruh tidak terdapat minyak, terdapat gas yang dibuktikan dengan kertas
lakmus biru menjadi merah
b. Timbulnya
ada lapisan yang menyerupai minyak, terdapat gas hidrogen yang ditandai
dengan perbahan warna lakmus biru menjadi merah
|
b.
|
1 ml benzena + 15
tetes HCl dikocok
|
Terdapat 2 fase yaitu yang diatas benzena, dan dibawah
itu larutan HCl kemudian timbul asap pad larutan
|
c.
|
1
ml benzena + 1 ml HCl
|
Terdapat dua fasa yaitu diatas
warna bening (benzena) dan dibawah keruh yaitu HCl
|
2. Klorinasi
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
a.
|
1 ml benzena + 1 ml HCl
|
Awalnya warna nya
kuning sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan
warna bagian bawahnya kuning, dan bagian atasnya itu warna bening ada lapisan
Terdapat
gelembung-gelembung
|
b.
|
1 ml benzena + 3 tetes HCl + beberapa potong besi
|
Warna
dibagian bawahnya kuning, dan bagian atasnya warna nya bening
|
c.
|
Kemudian pada caampuraan kedua
tabung dipanaskan
|
Pada
tabung yang berisi potongan besi warna nya cepat hilang dan banyak terdapat
gelembung pada besi
Tabung
yang berisi benzena dan HCl itu terbentuk 2 lapisan diatasnya bening dan
dibawahnya berupa minyak
|
3. Larutan
kalium permanganat
No
|
perlakuan
|
hasil
|
1.
|
1
ml kmno4 + 5 tetes bensin
|
Ada
gelembung dari warna ungu menjadi warna betadine kecoklatan
|
2.
|
1 ml kmno4 +
5 tetes sikloheksana
|
Terdapat
gelembung gas, kmno4 nya berada di dasar tabung, dan siklo heksan tidak
terjadi reaksi apa-apa
|
3.
|
1 ml benzena + 2 ml kmno4 digoncang
|
Larutan tidak bercampur, terbentuk 2 fasa atas
bening dibawah ungu
|
4. Asam sulfat pekat
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
2 ml h2so4 + 10 tetes
bensin (alkana) digonangkan
|
Larutan menjadi
hangat dan warna nya kunig kecoklatan
|
2.
|
2 ml h2so4 + 10 tetes
etanol digoncangkan
|
Lautan hangat, dan warna
nya sedikit bening
|
5. Asam nitrat
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
4 ml asam nitrat +
0,5 benzena
|
Larutan menjadi
bening
|
2.
|
+ batu didih dipanaskan
|
Warna larutan berubah dari bening menjadi kuning
jernih
|
3.
|
Dimasukan kedalam air
es dan dibandingkan dengan bau nitro yang murni pada lemari asam
|
Ternyata bau nya sama
yaitu bau semir sepatu
|
6. Bahan tak dikenal (Benzena)
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
2 ml benzena + 2 ml
aquades
|
Terbentuk 2 fase
|
2.
|
2 ml benzena + 2 ml h2so4 pekat
|
Terdapat 2 lapisan, dimana
lapisan bawah bening, lapisan atas keruh
|
3.
|
2 ml benzena + 2 ml
kloroform
|
VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan mengenai
reaksi-reaksi hidrokarbon. Sesuai dengan nama perlakuan mengenai hidrokarbon
yang berarti bahwa suatu golongan yang terdiri dari unsur hidrogen dan unsur
karbon. Dimana pada percobaan in dilakukan untuk mengetahui reaksi-reaksi apa
saja yang dapat menidentifikasi atau pun dapat menganalisis mengenai keberadaan
senyawa hidrogen dalam suatu sampel. Senyawa hidrokarbon memiliki banyak
manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kebutuhan memasak, kebutuhan
berkendaraan dan lain sebagainya. Salah satu reaksi dari senyawa hidrokarbon
adalah reaksi oksidasi atau yang biasa dikenal dengan reaksi pembakaran. Reaksi
pembakaran merupakan suatu reaksi yang terjadi karena adanya pengikatan aton
oksigen pada atom karbon. Reaksi pembakaran ini terbagi atas dua yaitu reaksi
pembakaran sempurna dan reaksi pembakaran tidak sempurna. Reaksi pembakaran sempurna
memberi produk yang dihasilkannya ialah gas karbon dioksida dan air. Sedangkan
reaksi pembakaran tidak sempurna memberi produk yang dihasilkan ialah gas
karbon monoksida dan air. Selain dari reaksi tersebut, masih banyak lagi
reaksi-reaksi yang dapat kita temui. Misalnya reaksi klorinasi ataupun reaksi
brominasi. Selama reaksi berlangsung biasanya terdapat katalis yang dapat
membantu mempercepat terjadinya proses reaksi. Dimana katalis yang digunakan dalam suaatu reaksi harus
sesuai dengan peranannya. Misalnya dalam pengubahan rantai lurus menjadi rantai
bercabang dapat digunakan katalis Aluminium Klorida (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/).
8.1 Klor dalam Kloroform
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan mengenai perlakuan klor dalam tetraklorida, dimana
pada perlakuan ini kami mengidentifikasi apakah ada unsur halogen khususnya
Klor didalam kloroform. Mengenai perlakuan ini kami melakukan 3 macam percobaan
dalam mengindentifikasi unsur klor dengan berbagai macam pelarut misalnya dalam
senyawa alkana kami menggunakan bensin, dalam senyawa alkena kami menggunakan
benzena. Pada percobaan yang pertama: kami menggunakan 2 tabung reaksi,
dimana pada masing-masing tabung reaksi
berisikan 1 ml alkana (Bensin) kemudian ditambah dengan 15 tetes HCl.
Kedua pencampuran dua zat tersebut warna larutan tetap warna bening. Akan
tetapi setelah dilakukan pengocokan kedua tabung reaksi tersebut berubah warna
menjadi warna kuning. Setelah kami, kedua tabung reaski yang letakkan ditempat
yang berbeda. Pada tabung reaksi I kami
letakkan tabung ditempat yang gelap dan
pada tabung reaksi II kami letakkan tabung ditempat yang terang. Setelah kami
letakkan tabung reaksi ditempat yang berbeda lebih kurang 5 menit, hasil yang
kami dapat ialah pada tabung reaksi I yang diletakkan ditempat yang gelap
terjadi perubahan warna larutan, dimana warna awal larutan kuning menjadi
kuning pekat. Sedangkan pada tabung reaksi II yang diletakkan ditempat yang
terang juga terjadi perubahan
warna,dimana warna awal larutan kuning
menjadi warna kuning pudar. Kemudian kami meniup mulut masing-masing tabung
reaksi untuk mengetahui apakah terdapat senyawa Hidrogen Klorida pada masing
tabung. Setelah kami meniup mulut tabung timbul asap yang keluar dari kedua
tabung reaksi, hal ini menandakan adanya senyawa Hidrogen Klorida pada setiap
tabung reaksi. Selain dengan cara ditiup, kami juga menguji setiap tabung
reaksi dengan menggunakan kertas lakmus. Dimana kami menggunakan kertas lakmus
merah dan biru. Pada kertas lakmus merah, saat diuji pada tabung I yang
diletakkan ditempat yang gelap tetap menghasilkan warna merah pada kertas
lakmus artinya larutan bersifat asam. Saat diuji pada tabung II yang diletakkan
ditempat yang terang tetap juga menghasilkan warna merah pada kertas lakmus
artinya larutan bersifat asam. Sedangkan saat kami menguji dengan menggunakan
kertas lakmus biru, pada tabung reaksi I yang diletakkan ditempat yang gelap
memberikan hasil kertas lakmus tidak berubah warna akan ditetapi setelah
sekitar 5 menit barulah terjadi perubahan warna menjadi merah. Artinya pada
tabung ini reaksinya berlangsung lambat tetapi larutan bersifat asam. Namun, saat kami menguji pada tabung reaksi
II yang diletakkan ditempat yang terang secara langsung terjadi perubahan warna
menjadi warna merah pada kertas lakmus biru. Artinya pada tabung ini reaksinya
berlangsung secara cepat dan larutan bersifat asam. Berdasarkan percobaan
tersebut, pada kedua tabung reaksi yang diletakkan ditempat yang berbeda yaitu
ditempat yang gelap dan ditempat yang terang ternyata memberikan proses hasil
reaksi yang berbeda. Dimana pada tabung yang diletakkan ditempat yang terang
reaksi nya berlangsung cepat sedangkan
tabung yang diletakkan ditempat yang gelap reaksinya berlangsung lambat. Hal
ini disebabkan karena dipengaruhi oleh cahaya. Dengan adanya cahaya dapat
membantu mempercepat terjadinya suatu reaksi, sehingga pada tabung ditempat
yang terang akan cepat mengalami perubahan warna. Sedangkan tabung ditempat
yang gelap secara lambat akan mengalami perubahan warna. Akan tetapi kedua
tabung reaksi yang berisi larutan tersebut bersifat Asam yaitu Hdirogen
Klorida.
Selain menggunakan senyawa alkana, kami juga melakukan
perlakuan yang sama yaitu untuk mengetahui adanya unsur klor dalam Kloroform
dengan menggunakan senyawa alkena yaitu benzena. Pada percobaan kedua: kami
memasukkan 1 ml benzena dan kemudian ditambahkan dengan 15 tetes HCl. Warna
yang dihasilkan pada larutan tersebut yaitu bening. Setelah itu, kami melakukan
pengocokan pada tabung reaksi agar untuk mencampurkan kedua larutan tersebut.
Setelah itu, kami didiamkan tabung reaksi hasilnya terdapat 2 fasa pada tabung.
Pada bagian atas merupakan larutan benzena dengan larutannya bening dan pada
bagian bawah tabung merupakan larutan HCl yang larutannya sedikit keruh. Hal
ini disebabkan karena larutan benzena merupakan senyawa nonpolar dan memiliki
densitas atau massa jenis yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan HCl. Sedangkan
larutan HCl merupakan senyawa yang bersifat polar. Kemudian, ketika diamati
pada tabung reaksi timbul asap pada tabung yang menandakan bahwa adanya
Hidrogen Klorida pada tabung reaksi.
Selain itu, kami juga melakukan perlakuan yang sama
seperti pada percobaan kedua akan tetapi pada percobaan ini memiliki perbedaan
volume larutan HCl yang ditambahkan. Pada percobaan ketiga: kami
memasukkan 1 ml benzena kemudian ditambahkan dengan 1 ml HCl pada tabung
reaksi. Hasil yang diberikan warna kedua larutan tersebut ialah bening. Kemudia
kami lakukan pengocokan, setelah dikocok pada larutan tersebut terdapat 2
fasa pada larutan. Dimana pada bagian
atas tabung merupakan benzena dengan larutan yang dihasilkan bening. Sedangkan
pada bagian bawah tabung merupakan HCl dengan larutan yang dihasilkan agak
keruh. Terbentuknya 2 fasa tersebut karena kedua larutan memiliki sifat yang
berbeda yaitu benzena merupakan senyawa non polar dan HCl merupakan senyawa
polar serta karena juga memiliki perbedaan densitasnya.
8.2 Klorinasi
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan mengenai
Klorinasi karena kami menggunakan larutan HCl. Berdasarkan percobaan ini, kami
menggunakan 2 tabung reaksi. Dimana pada tabung reaksi I berisi 1 ml benzena
yang kemudian ditambah dengan 3 tetes HCl dan pada tabung reaksi II berisi potongan serbuk besi dan kemudian
ditambahkan 1 ml benzena guna untuk menjatuhkan serbuk besi kebagian dasar
tabung reaksi, dan ditambahkan dengan 3 tetes HCl. Hasil yang didapat yaitu pada tabung I
terjadinya perubahan warna dari warna awal bening menjadi warna kuning serta
terdapat 2 fasa. Pada bagian atas terdapat larutan berwarna kuning dan pada
bagian bawah terdapat larutan berwarna bening. Sedangkan pada tabung reaksi II
juga terjadi perubahan warna yaitu dari bening menjai sedikit kuning dan pada
larutan terdapat gelembung-gelembung. Setelah itu, dipanaskan kedua tabung
reaksi. Saat dipanaskan hasil yang didapat adalah pada tabung reaksi I yang
berisi benzena dan HCl terdapat 2 lapisan dimana lapisan atas larutannya bening
dan lapisan bawah larutannya kuning seperti minyak. Sedangkan pada tabung reaksi II yang berisi
serbuk besi , benzena dan HCl yaitu
warna kuning larutan menjadi cepat menghilang dan terdapat banyak
gelembung dibagian besi yang menandakan adanya Hidrogen Klorida yang
dibebaskan.
8.3 Larutan Kalium Permanganat (KMnO4)
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan mengenai larutan kalium permanganat (KMnO4).
Pada percobaan ini kami menggunakan larutan kalium permanganat karena untuk
mengetahui apakah larutan mengalami reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi ini terjadi apabila warna
ungu dari kalium permanganat telah hilang. Berdasarkan percobaan ini, kami
menggunakan 2 tabung reaksi. Dimana tabung reaksi I berisi 1 mllarutan kalian
permanganat dan kemudian ditambahkan dengan 5 tetes senyawa alkana yang kami gunakan adalah
bensin. Sedangkan pada tabung reaksi II berisi 1 ml benzena dan kemudian ditambahkan dengan 2 ml
larutan KMnO4. Hasil yang kami dapatkan ialah pada tabung reaksi I
warna awal dari larutan tersebut adalah warna ungu dan setelah dilakukan
pengocokan terjadi perubahan warna menjadi warna seperti betadine atau warna
kecoklatan, dan dalam larutan tersebut juga terdapat gelembung-gelembung. Sedangkan
pada tabung reaksi II larutan tidak bercampur dan terdapat 2 fasa yaitu pada
bagian atas merupakan larutan benzena yang berwarna bening sedangkan pada
bagian bawah merupakan larutan kalium permanganat yang berwarna ungu. Artinya
bahwa pada percobaan ini, tidak
mengalami reaksi oksidasi karena warna ungu dari larutan kalium permanganat
tidah hilang atau masih ada terlihat dalam tabung reaksi.
8.4 Asam Sulfat Pekat
Pada percobaan ini, kami melakukan perlakuan dengan menggunakan larutan asam
sulfat pekat. Pada percobaan ini, kami kami menggunakan larutan asam sulfat
pekat karena untuk mengetahui apakah larutan dapat menghasilkan alkil sulfonasi
melalui proses reaksi sulfonasi. Larutan yang menhasilkan alkil sulfonasi dapat
ditandai dengan timbulnya busa pada suatu larutan. Dari percobaan ini, kami
menggunakan senyawa alkana dan senyawa alkena. Untuk senyawa alkana kami
menggunakan n- heksana dan untuk senyawa alkena kami menggunakan benzena. Berdasarkan
percobaan ini, kami menggunakan 2 tabung reaksi. Dimana pada tabung I
dimasukkan 2 ml H2SO4 dan kemudian ditambahkan
dengan 10 tetes alkena yaitu benzena.
Sedangkan pada tabung reaski II dimasukkan 2 ml H2SO4 dan kemudian ditambahkan dengan 10 tetes senyawa n-heksana. Hasil yang kami dapatkan ialah
pada tabung reaksi I warna yang dihasilkan dari larutan tersebut adalah bening.
Akan tetapi setelah dilakukan pengocokan larutan menjadi keruh dengan terdapat
busa pada larutan. Kemudian kami diamkan larutan tersebut, setelah didiamkan
terdapat seperti 3 lapian pada larutan. Pada lapisan atas yaitu sedikit warna
kuning, pada bagian tengah yaitu bening dan pada bagian bawah yaitu banyak
warna kuning. Sedangkan pada tabung reaksi II warna yang dihasilkan juga warna
bening akan tetaapi setelah dilakukan pengocokan terdapat 2 lapisan pada
larutan atau seperti ada batas. Lapisan atas terdapat busa dan pada lapisan bawah larutan berwarna bening.
Artinya bahwa pada kedua tabung tersebut mengalami reaksi sulfonasi yang manghasilkan
alkil sulfonat. Hal ini ditandai dengan timbulnya busa pada kedua tabung
reaksi.
8.5 Asam Nitrat
Pada percobaan ini, kami melakukan perlakuan dengan
menggunakan asam nitrat. Berdasarkan percobaan ini, kami menggunakan tabung
reaksi besar yang berisi 0,5 ml benzena dan 4 ml asam nitrat pekat. Hasil yang
didapat larutan tersebut berwarna bening. Setelah itu, kami menambahkan batu
didih kedalam campuran dan larutan
didihkan secara perlahan sekitar 2 menit atau hingga semua larutan bercampru.
Ketika dipanaskan terjadi perubahan warna larutan yaitu larutan menjadi warna
kuning jernih seperti bensin atau minyak. Kemudian larutan tersebut kami
pindahkan dalam gelas kimia yang berisi 5 gr batu es. Bau yang dihasilkan dari
larutan tersebut adalah bau semir sepatu. Kemudian kami bandingkan dengan bau
nitrobenzen dan hasilnya bau yang
diberikan adalah sama.
8.6 Bahan tak dikenal
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan mengenai
senyawa yang tak dikenal, dimana kami akan mengindentifikasi senyawa yang kami
gunakan apakah termasuk senyawa jenuh, tak jenuh atau senyawa aromatik. Pada
percobaan ini, kami mengidentifikasi bahan yang tak dikenal tersebut dengan
menggunakan bahan lain seperi aquades, asam sulfat (H2SO4),
dan kloroform (CHCl3). Berdasarkan percobaan ini, kami menggunakan
3 tabung reaksi. Dimana pada tabung reaksi I dimasukkan 2 ml senyawa tak
dikenal dan 2 ml aquades. Pada tabung reaksi II dimasukkan 2 ml senyawa tak
dikenal dan 2 ml aam sulfat (H2SO4). Pada tabung
reaksi III dimasukkan 2 ml senyawa tak dikenal dan 2 ml kloroform (CHCl3).
Hasil yang kami dapatkan ialah pada tabung reaksi I campuran tersebut tidak
bercampur dan menghasilkan 2 fasa karena air merupakan senyawa polar sehingga
bahan yang tak dikenal merupakan senyawa nonpolar. Pada tabung reaksi II
campuran tersebut juga tiidak bercampur dan terdapat 2 fasa larutan. Lapisan
bawah larutannya bening dan lapisan atas larutannya keruh. Pada tabung reaksi
III didalam larutan terdapat seperti cincin yang melengkung dibagian atas dan bawah.
Cincin ini menandakan adanya larutan benzena pada campuran karena ketika
benzena dicampurkan dengan kloroform maka akan terdapat cincin pada larutan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa bahan yang tak dikenal tersebut merupakan
larutan benzena yang merupakan senyawa aromatik.
IX. PERTANYAAN PASCA
- Mengapa pada percobaan klor dalam kloroform tabung reaksi yang diletakkan ditempat yang terang lebih cepat mengalami reaksi daripada tabung reaksi yang diletakkan ditempat yang gelap?
- Mengapa pada percobaan asam sulfat pekat kedua tabung reaksi yang berisi larutan terdapat busa?
- Mengapa pada percobaan bahan yang tak dikenal dapat dikatakan bahwa bahan yang digunakan merupakan larutan benzena?
X. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sebagai berikut:
- Hidrokarbon merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri dari aton Hidrogen dan atom Oksigen. Hidrokarbon ini merupakan suatu senyawa besar yang memiliki bentuk serta jenis ikatan yang berbeda-beda. Senyawa hidrokarbon ini digolongkan menjadi senyawa hidrokarbon alifatik dan senyawa hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon alifatik terbagi menjadi alifatik jenuh dan alifatik takjenuh. Hidrokarbon alifatik jenuh merupakan ssenyawa hidrokarbon yang hanya memiliki ikatan tunggal saja, contohnya alkana. Sedangkan hidrokarbon aliffatik takjenuh merupakan senyawa hidrokarbon yang meiliki ikatan rangkap dua maupun rangkap tiga, contohnya alkena dan alkuna. Hidrokarbon aromatik merupakan hidrokarbon yang memiliki bentuk siklik dan terdapat cincin, contohnya benzena.
- Golongan hidrokarbon seperti hidrokarbon alifatik jenuh, tak jenuh maupun aromatik banyak mengalami reaksi-reaksi kimia seperti berdasarkan percobaan senyawa hidrokarbon mengalami reaksi oksidasi, reaksi sulfonasi, reaksi klorinasi dan sebagainya. Senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, tak jenuh ataupun aromatik merupakan senyawa yang bersifat nonpolar sehingga tidak dapat bercampur dengan air yang merupakan senyawa polar.
- Pengujian senyawa hidrokarbon dilakukan guna untuk mengetahui unsur-unsur atau senyawa apa saja yang terkandung dalam suatu larutan yang dilakukan dengan berbagai macam cara dan teknik pengujian senyawa hidrokarbon. Cara yang dapat dilakukan dalam menguji golongan hidrokarbon adalah dengan pengujian klor dalam kloroform, klorinasi, dengan menggunakan larutan kalium permanganat (KMnO4), dengan larutan asam sulfat pekat (H2SO4) dan dengan larutan asam nitrat.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Chandra, N. 2013. Studi Hidrogenasi Senyawa Hidrokarbon Golongan Alkena
dan Alkuna Secara Komputasi. Lampung: Prosiding Semirata FMIPA Universitas
Lampung. Diakses tanggal 11 Maret 2019
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/
Rachmawani, D. 2016. Dampak Hidrokarbon Aromatik Terhadap Ekosistem Mangrove di Kawasan Binalatung Kota Tarakan Kalimantan Utara (Impact of Aromatic Hydrocarbon on Mangrove Ecosystem in Binalatung Area Tarakan City North Kalimantan). Bogor: Jurnal Manusia dan Lingkungan, Vol. 23, No. 3. Diakses tanggal 11 Maret 2019
Rachmawani, D. 2016. Dampak Hidrokarbon Aromatik Terhadap Ekosistem Mangrove di Kawasan Binalatung Kota Tarakan Kalimantan Utara (Impact of Aromatic Hydrocarbon on Mangrove Ecosystem in Binalatung Area Tarakan City North Kalimantan). Bogor: Jurnal Manusia dan Lingkungan, Vol. 23, No. 3. Diakses tanggal 11 Maret 2019
Tim Kimia Organik. 2016. Penuntuk Parktikum Kimia Organik I. Jambi:
Universitas Jambi
Yanisworo, W. 2001. Perombakan
Senyawa Hidrokarbon Aromatis Polisiklik (Naftalen) Pada Kadar Tinggi Oleh
Pseudomonas NY-I (Biodegradation of Polycyclic Aromatic Hydrocarbon
(Naphthalene) at High Concentration by Pseudomonas NY-I). Yogyakarta:
Jurnal Manusia dan Lingkungan, VoI. VIII, No. 3, Pusat Studi Lingkungan hidup
Univeritas Gadjah Mada. Diakses tanggal 11 Maret 2019
XII. LAMPIRAN GAMBAR
Pengujian bahan tak dikenal
Hasil uji asam nitrat
Larutan hasil uji kalium permanganat dan bensin
Proses pemanasan asam nitrat dan benzen
Larutan hasil reaksi kalium permanganat dan benzen
saya vira anggita (069) akan coba menjawab pertanyaan no 1
BalasHapusKarena salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya reaksi adalah cahaya. Dengan adanya cahaya maka dapat membantu mempercepat terjadinya reaksi. Sehingga tabung yang berada ditempat terang akan cepat berubah warna kertas lakmus daripada tabung reaksi yang berada ditempat gelap.
Saya Monica (077) akan mencob menjawab pertanyaan no. 2, yaitu Karena kedua tabung reaksi tersebut mengalami reaksi sulfonasi yang mana larutan menghasilkan alkil sulfonat. Alkil sulfonasi ini ditandai dengan terdapatnya busa pada larutan yang digunakan.
BalasHapusSaya Silvy Wahyu Fradini (A1C117023) akan menjawab pertanyaan no 3. Menurut saya memgapa praktikan bisa menyebutkan bahwa bahan yangvtak dukenal yang digunakan adalah benzene Karena ketika dicampurkan dengan air terdapat 2 fasa dan larutan tidak bercampur karena sifatnya berbeda, ketika dicampurkan dengan asam sulfat juga terdapat 2 fasa dimana larutannya bening dan keruh, ketika dicampurkan dengan kloroform terdapat cincin pada larutan sehingga dapat dikatakan bahwa bahannya merupakan benzena. Terimakasih
BalasHapusCasino at Foxwoods Resort - JSH Hub
BalasHapusCasino at Foxwoods Resort 목포 출장마사지 Located just minutes 광주광역 출장안마 from Foxwoods 고양 출장마사지 Resort Casino, this 충주 출장샵 hotel and casino is within 2 mi (3 km) of the Foxwoods 춘천 출장마사지 Casino