Rabu, 27 Maret 2019

LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI-REAKSI HIDROKARBON

LAPORAN PRAKTIKUM  
KIMIA ORGANIK I


 

DISUSUN OLEH:

YULI ASRIANI
 (A1C117039)

DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI   
2019


VII. DATA PENGAMATAN

1. Klor dalam tetraklorida
No.
Perlakuan
Pengamatan
a.
1 ml bensin + 10 tetes benzen ditutup alumunium foil
a. Ditempat gelap (10 menit)


b. Disinari matahari (10menit)


  a.Larutan keruh tidak terdapat minyak, terdapat gas yang dibuktikan dengan kertas lakmus biru menjadi merah
b. Timbulnya ada lapisan yang menyerupai minyak, terdapat gas hidrogen yang ditandai dengan perbahan warna lakmus biru menjadi merah
b.
1 ml benzena + 15 tetes HCl dikocok
Terdapat 2 fase yaitu yang diatas benzena, dan dibawah itu larutan HCl kemudian timbul asap pad larutan
c.
1 ml benzena + 1 ml HCl
Terdapat dua fasa yaitu diatas warna bening (benzena) dan dibawah keruh yaitu HCl

2. Klorinasi
No.
Perlakuan
Pengamatan
a.





1 ml benzena + 1 ml HCl

Awalnya warna nya kuning sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan warna bagian bawahnya kuning, dan bagian atasnya itu warna bening ada lapisan
Terdapat gelembung-gelembung

b.
1 ml benzena + 3 tetes HCl + beberapa potong besi
Warna dibagian bawahnya kuning, dan bagian atasnya warna nya bening
c.
Kemudian pada caampuraan kedua tabung dipanaskan
Pada tabung yang berisi potongan besi warna nya cepat hilang dan banyak terdapat gelembung pada besi
Tabung yang berisi benzena dan HCl itu terbentuk 2 lapisan diatasnya bening dan dibawahnya berupa minyak

3.  Larutan kalium permanganat
No
perlakuan
hasil
1.
1 ml kmno4 + 5 tetes bensin
Ada gelembung dari warna ungu menjadi warna betadine kecoklatan
2.
1 ml kmno4 + 5 tetes sikloheksana
Terdapat gelembung gas, kmno4 nya berada di dasar tabung, dan siklo heksan tidak terjadi reaksi apa-apa
3.
1 ml benzena + 2 ml kmno4 digoncang
Larutan tidak bercampur, terbentuk 2 fasa atas bening dibawah ungu

4. Asam sulfat pekat
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
2 ml h2so4 + 10 tetes bensin (alkana) digonangkan
Larutan menjadi hangat dan warna nya kunig kecoklatan
2.
2 ml h2so4 + 10 tetes etanol digoncangkan
Lautan hangat, dan warna nya sedikit bening

5. Asam nitrat
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
4 ml asam nitrat + 0,5 benzena
Larutan menjadi bening
2.

+ batu didih dipanaskan
Warna larutan berubah dari bening menjadi kuning jernih
3.
Dimasukan kedalam air es dan dibandingkan dengan bau nitro yang murni pada lemari asam
Ternyata bau nya sama yaitu bau semir sepatu

6. Bahan tak dikenal (Benzena)
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
2 ml benzena + 2 ml aquades
Terbentuk 2 fase
2.
2 ml benzena + 2 ml h2so4 pekat
Terdapat 2 lapisan, dimana lapisan bawah bening, lapisan atas keruh
3.
2 ml benzena + 2 ml kloroform
Terdapat cincin melingkar ditengah yang memisahkn larutan

VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan mengenai reaksi-reaksi hidrokarbon. Sesuai dengan nama perlakuan mengenai hidrokarbon yang berarti bahwa suatu golongan yang terdiri dari unsur hidrogen dan unsur karbon. Dimana pada percobaan in dilakukan untuk mengetahui reaksi-reaksi apa saja yang dapat menidentifikasi atau pun dapat menganalisis mengenai keberadaan senyawa hidrogen dalam suatu sampel. Senyawa hidrokarbon memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kebutuhan memasak, kebutuhan berkendaraan dan lain sebagainya. Salah satu reaksi dari senyawa hidrokarbon adalah reaksi oksidasi atau yang biasa dikenal dengan reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran merupakan suatu reaksi yang terjadi karena adanya pengikatan aton oksigen pada atom karbon. Reaksi pembakaran ini terbagi atas dua yaitu reaksi pembakaran sempurna dan reaksi pembakaran tidak sempurna. Reaksi pembakaran sempurna memberi produk yang dihasilkannya ialah gas karbon dioksida dan air. Sedangkan reaksi pembakaran tidak sempurna memberi produk yang dihasilkan ialah gas karbon monoksida dan air. Selain dari reaksi tersebut, masih banyak lagi reaksi-reaksi yang dapat kita temui. Misalnya reaksi klorinasi ataupun reaksi brominasi. Selama reaksi berlangsung biasanya terdapat katalis yang dapat membantu mempercepat terjadinya proses reaksi. Dimana katalis  yang digunakan dalam suaatu reaksi harus sesuai dengan peranannya. Misalnya dalam pengubahan rantai lurus menjadi rantai bercabang dapat digunakan katalis Aluminium Klorida (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/).
8.1 Klor dalam Kloroform
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan mengenai  perlakuan klor dalam tetraklorida, dimana pada perlakuan ini kami mengidentifikasi apakah ada unsur halogen khususnya Klor didalam kloroform. Mengenai perlakuan ini kami melakukan 3 macam percobaan dalam mengindentifikasi unsur klor dengan berbagai macam pelarut misalnya dalam senyawa alkana kami menggunakan bensin, dalam senyawa alkena kami menggunakan benzena. Pada percobaan yang pertama: kami menggunakan 2 tabung reaksi, dimana pada masing-masing tabung reaksi  berisikan 1 ml alkana (Bensin) kemudian ditambah dengan 15 tetes HCl. Kedua pencampuran dua zat tersebut warna larutan tetap warna bening. Akan tetapi setelah dilakukan pengocokan kedua tabung reaksi tersebut berubah warna menjadi warna kuning. Setelah kami, kedua tabung reaski yang letakkan ditempat yang berbeda.  Pada tabung reaksi I kami letakkan  tabung ditempat yang gelap dan pada tabung reaksi II kami letakkan tabung ditempat yang terang. Setelah kami letakkan tabung reaksi ditempat yang berbeda lebih kurang 5 menit, hasil yang kami dapat ialah pada tabung reaksi I yang diletakkan ditempat yang gelap terjadi perubahan warna larutan, dimana warna awal larutan kuning menjadi kuning pekat. Sedangkan pada tabung reaksi II yang diletakkan ditempat yang terang  juga terjadi perubahan warna,dimana warna awal larutan  kuning menjadi warna kuning pudar. Kemudian kami meniup mulut masing-masing tabung reaksi untuk mengetahui apakah terdapat senyawa Hidrogen Klorida pada masing tabung. Setelah kami meniup mulut tabung timbul asap yang keluar dari kedua tabung reaksi, hal ini menandakan adanya senyawa Hidrogen Klorida pada setiap tabung reaksi. Selain dengan cara ditiup, kami juga menguji setiap tabung reaksi dengan menggunakan kertas lakmus. Dimana kami menggunakan kertas lakmus merah dan biru. Pada kertas lakmus merah, saat diuji pada tabung I yang diletakkan ditempat yang gelap tetap menghasilkan warna merah pada kertas lakmus artinya larutan bersifat asam. Saat diuji pada tabung II yang diletakkan ditempat yang terang tetap juga menghasilkan warna merah pada kertas lakmus artinya larutan bersifat asam. Sedangkan saat kami menguji dengan menggunakan kertas lakmus biru, pada tabung reaksi I yang diletakkan ditempat yang gelap memberikan hasil kertas lakmus tidak berubah warna akan ditetapi setelah sekitar 5 menit barulah terjadi perubahan warna menjadi merah. Artinya pada tabung ini reaksinya berlangsung lambat tetapi larutan bersifat asam.  Namun, saat kami menguji pada tabung reaksi II yang diletakkan ditempat yang terang secara langsung terjadi perubahan warna menjadi warna merah pada kertas lakmus biru. Artinya pada tabung ini reaksinya berlangsung secara cepat dan larutan bersifat asam. Berdasarkan percobaan tersebut, pada kedua tabung reaksi yang diletakkan ditempat yang berbeda yaitu ditempat yang gelap dan ditempat yang terang ternyata memberikan proses hasil reaksi yang berbeda. Dimana pada tabung yang diletakkan ditempat yang terang reaksi nya berlangsung cepat  sedangkan tabung yang diletakkan ditempat yang gelap reaksinya berlangsung lambat. Hal ini disebabkan karena dipengaruhi oleh cahaya. Dengan adanya cahaya dapat membantu mempercepat terjadinya suatu reaksi, sehingga pada tabung ditempat yang terang akan cepat mengalami perubahan warna. Sedangkan tabung ditempat yang gelap secara lambat akan mengalami perubahan warna. Akan tetapi kedua tabung reaksi yang berisi larutan tersebut bersifat Asam yaitu Hdirogen Klorida.
Selain menggunakan senyawa alkana, kami juga melakukan perlakuan yang sama yaitu untuk mengetahui adanya unsur klor dalam Kloroform dengan menggunakan senyawa alkena yaitu benzena. Pada percobaan kedua: kami memasukkan 1 ml benzena dan kemudian ditambahkan dengan 15 tetes HCl. Warna yang dihasilkan pada larutan tersebut yaitu bening. Setelah itu, kami melakukan pengocokan pada tabung reaksi agar untuk mencampurkan kedua larutan tersebut. Setelah itu, kami didiamkan tabung reaksi hasilnya terdapat 2 fasa pada tabung. Pada bagian atas merupakan larutan benzena dengan larutannya bening dan pada bagian bawah tabung merupakan larutan HCl yang larutannya sedikit keruh. Hal ini disebabkan karena larutan benzena merupakan senyawa nonpolar dan memiliki densitas atau massa jenis yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan HCl. Sedangkan larutan HCl merupakan senyawa yang bersifat polar. Kemudian, ketika diamati pada tabung reaksi timbul asap pada tabung yang menandakan bahwa adanya Hidrogen Klorida pada tabung reaksi.
Selain itu, kami juga melakukan perlakuan yang sama seperti pada percobaan kedua akan tetapi pada percobaan ini memiliki perbedaan volume larutan HCl yang ditambahkan. Pada percobaan ketiga: kami memasukkan 1 ml benzena kemudian ditambahkan dengan 1 ml HCl pada tabung reaksi. Hasil yang diberikan warna kedua larutan tersebut ialah bening. Kemudia kami lakukan pengocokan, setelah dikocok pada larutan tersebut terdapat 2 fasa  pada larutan. Dimana pada bagian atas tabung merupakan benzena dengan larutan yang dihasilkan bening. Sedangkan pada bagian bawah tabung merupakan HCl dengan larutan yang dihasilkan agak keruh. Terbentuknya 2 fasa tersebut karena kedua larutan memiliki sifat yang berbeda yaitu benzena merupakan senyawa non polar dan HCl merupakan senyawa polar serta karena juga memiliki perbedaan densitasnya.
8.2 Klorinasi
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan mengenai Klorinasi karena kami menggunakan larutan HCl. Berdasarkan percobaan ini, kami menggunakan 2 tabung reaksi. Dimana pada tabung reaksi I berisi 1 ml benzena yang kemudian ditambah dengan 3 tetes HCl dan pada tabung reaksi II  berisi potongan serbuk besi dan kemudian ditambahkan 1 ml benzena guna untuk menjatuhkan serbuk besi kebagian dasar tabung reaksi, dan ditambahkan dengan 3 tetes HCl.  Hasil yang didapat yaitu pada tabung I terjadinya perubahan warna dari warna awal bening menjadi warna kuning serta terdapat 2 fasa. Pada bagian atas terdapat larutan berwarna kuning dan pada bagian bawah terdapat larutan berwarna bening. Sedangkan pada tabung reaksi II juga terjadi perubahan warna yaitu dari bening menjai sedikit kuning dan pada larutan terdapat gelembung-gelembung. Setelah itu, dipanaskan kedua tabung reaksi. Saat dipanaskan hasil yang didapat adalah pada tabung reaksi I yang berisi benzena dan HCl terdapat 2 lapisan dimana lapisan atas larutannya bening dan lapisan bawah larutannya kuning seperti minyak.  Sedangkan pada tabung reaksi II yang berisi serbuk besi , benzena dan HCl yaitu  warna kuning larutan menjadi cepat menghilang dan terdapat banyak gelembung dibagian besi yang menandakan adanya Hidrogen Klorida yang dibebaskan.
8.3 Larutan Kalium Permanganat (KMnO4)
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan  mengenai larutan kalium permanganat (KMnO4). Pada percobaan ini kami menggunakan larutan kalium permanganat karena untuk mengetahui apakah larutan mengalami reaksi oksidasi.  Reaksi oksidasi ini terjadi apabila warna ungu dari kalium permanganat telah hilang. Berdasarkan percobaan ini, kami menggunakan 2 tabung reaksi. Dimana tabung reaksi I berisi 1 mllarutan kalian permanganat dan kemudian ditambahkan dengan 5 tetes  senyawa alkana yang kami gunakan adalah bensin. Sedangkan pada tabung reaksi II berisi 1 ml  benzena dan kemudian ditambahkan dengan 2 ml larutan KMnO4. Hasil yang kami dapatkan ialah pada tabung reaksi I warna awal dari larutan tersebut adalah warna ungu dan setelah dilakukan pengocokan terjadi perubahan warna menjadi warna seperti betadine atau warna kecoklatan, dan dalam larutan tersebut juga terdapat gelembung-gelembung. Sedangkan pada tabung reaksi II larutan tidak bercampur dan terdapat 2 fasa yaitu pada bagian atas merupakan larutan benzena yang berwarna bening sedangkan pada bagian bawah merupakan larutan kalium permanganat yang berwarna ungu. Artinya bahwa  pada percobaan ini, tidak mengalami reaksi oksidasi karena warna ungu dari larutan kalium permanganat tidah hilang atau masih ada terlihat dalam tabung reaksi.
8.4 Asam Sulfat Pekat
Pada percobaan ini, kami melakukan  perlakuan dengan menggunakan larutan asam sulfat pekat. Pada percobaan ini, kami kami menggunakan larutan asam sulfat pekat karena untuk mengetahui apakah larutan dapat menghasilkan alkil sulfonasi melalui proses reaksi sulfonasi. Larutan yang menhasilkan alkil sulfonasi dapat ditandai dengan timbulnya busa pada suatu larutan. Dari percobaan ini, kami menggunakan senyawa alkana dan senyawa alkena. Untuk senyawa alkana kami menggunakan n- heksana dan untuk senyawa alkena kami menggunakan benzena. Berdasarkan percobaan ini, kami menggunakan 2 tabung reaksi. Dimana pada tabung I dimasukkan 2 ml H2SO4 dan kemudian ditambahkan dengan  10 tetes alkena yaitu benzena. Sedangkan pada tabung reaski II dimasukkan 2 ml  H2SO4 dan kemudian  ditambahkan dengan 10 tetes senyawa  n-heksana. Hasil yang kami dapatkan ialah pada tabung reaksi I warna yang dihasilkan dari larutan tersebut adalah bening. Akan tetapi setelah dilakukan pengocokan larutan menjadi keruh dengan terdapat busa pada larutan. Kemudian kami diamkan larutan tersebut, setelah didiamkan terdapat seperti 3 lapian pada larutan. Pada lapisan atas yaitu sedikit warna kuning, pada bagian tengah yaitu bening dan pada bagian bawah yaitu banyak warna kuning. Sedangkan pada tabung reaksi II warna yang dihasilkan juga warna bening akan tetaapi setelah dilakukan pengocokan terdapat 2 lapisan pada larutan atau seperti ada batas. Lapisan atas terdapat busa dan pada  lapisan bawah larutan berwarna bening. Artinya bahwa pada kedua tabung tersebut mengalami reaksi sulfonasi yang manghasilkan alkil sulfonat. Hal ini ditandai dengan timbulnya busa pada kedua tabung reaksi.
8.5 Asam Nitrat
Pada percobaan ini, kami melakukan perlakuan dengan menggunakan asam nitrat. Berdasarkan percobaan ini, kami menggunakan tabung reaksi besar yang berisi 0,5 ml benzena dan 4 ml asam nitrat pekat. Hasil yang didapat larutan tersebut berwarna bening. Setelah itu, kami menambahkan batu didih kedalam campuran  dan larutan didihkan secara perlahan sekitar 2 menit atau hingga semua larutan bercampru. Ketika dipanaskan terjadi perubahan warna larutan yaitu larutan menjadi warna kuning jernih seperti bensin atau minyak. Kemudian larutan tersebut kami pindahkan dalam gelas kimia yang berisi 5 gr batu es. Bau yang dihasilkan dari larutan tersebut adalah bau semir sepatu. Kemudian kami bandingkan dengan bau nitrobenzen dan hasilnya bau yang  diberikan adalah sama.
8.6 Bahan tak dikenal
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan mengenai senyawa yang tak dikenal, dimana kami akan mengindentifikasi senyawa yang kami gunakan apakah termasuk senyawa jenuh, tak jenuh atau senyawa aromatik. Pada percobaan ini, kami mengidentifikasi bahan yang tak dikenal tersebut dengan menggunakan bahan lain seperi aquades, asam sulfat (H2SO4), dan kloroform (CHCl­). Berdasarkan percobaan ini, kami menggunakan 3 tabung reaksi. Dimana pada tabung reaksi I dimasukkan 2 ml senyawa tak dikenal dan 2 ml aquades. Pada tabung reaksi II dimasukkan 2 ml senyawa tak dikenal  dan 2 ml aam sulfat  (H2SO4). Pada tabung reaksi III dimasukkan 2 ml senyawa tak dikenal dan 2 ml kloroform (CHCl3). Hasil yang kami dapatkan ialah pada tabung reaksi I campuran tersebut tidak bercampur dan menghasilkan 2 fasa karena air merupakan senyawa polar sehingga bahan yang tak dikenal merupakan senyawa nonpolar. Pada tabung reaksi II campuran tersebut juga tiidak bercampur dan terdapat 2 fasa larutan. Lapisan bawah larutannya bening dan lapisan atas larutannya keruh. Pada tabung reaksi III didalam larutan terdapat seperti cincin yang melengkung dibagian atas dan bawah. Cincin ini menandakan adanya larutan benzena pada campuran karena ketika benzena dicampurkan dengan kloroform maka akan terdapat cincin pada larutan. Sehingga dapat dikatakan bahwa bahan yang tak dikenal tersebut merupakan larutan benzena yang merupakan senyawa aromatik. 

IX. PERTANYAAN PASCA
  1. Mengapa pada percobaan klor dalam kloroform tabung reaksi yang diletakkan ditempat yang terang lebih cepat mengalami reaksi daripada tabung reaksi yang diletakkan ditempat yang gelap?
  2. Mengapa pada percobaan asam sulfat pekat kedua tabung reaksi yang berisi larutan terdapat busa?
  3. Mengapa pada percobaan bahan yang tak dikenal dapat dikatakan bahwa bahan yang digunakan merupakan larutan benzena?

X. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sebagai berikut:
  1. Hidrokarbon merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri dari aton  Hidrogen dan atom Oksigen.  Hidrokarbon ini merupakan suatu senyawa besar yang memiliki bentuk serta jenis ikatan yang berbeda-beda. Senyawa hidrokarbon ini digolongkan menjadi senyawa hidrokarbon alifatik dan senyawa hidrokarbon aromatik.  Hidrokarbon alifatik terbagi menjadi alifatik jenuh dan alifatik takjenuh. Hidrokarbon alifatik jenuh merupakan ssenyawa hidrokarbon yang hanya memiliki ikatan tunggal saja, contohnya alkana. Sedangkan hidrokarbon aliffatik takjenuh merupakan senyawa hidrokarbon yang meiliki ikatan rangkap dua maupun rangkap tiga, contohnya alkena dan alkuna. Hidrokarbon aromatik merupakan hidrokarbon yang memiliki bentuk siklik dan terdapat cincin, contohnya benzena.
  2. Golongan hidrokarbon seperti hidrokarbon alifatik jenuh, tak jenuh maupun aromatik banyak mengalami reaksi-reaksi kimia seperti berdasarkan percobaan senyawa hidrokarbon mengalami reaksi oksidasi, reaksi sulfonasi, reaksi klorinasi dan sebagainya. Senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, tak jenuh ataupun aromatik merupakan senyawa yang bersifat  nonpolar sehingga tidak dapat bercampur dengan air yang merupakan senyawa polar.
  3. Pengujian senyawa hidrokarbon dilakukan guna untuk mengetahui unsur-unsur atau senyawa apa saja yang terkandung dalam suatu larutan yang dilakukan dengan berbagai macam cara dan teknik pengujian senyawa hidrokarbon. Cara yang dapat dilakukan dalam menguji golongan hidrokarbon adalah dengan pengujian klor dalam kloroform, klorinasi, dengan menggunakan larutan kalium permanganat (KMnO4), dengan larutan asam sulfat pekat (H2SO4) dan dengan larutan asam nitrat.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Chandra, N. 2013. Studi Hidrogenasi Senyawa Hidrokarbon Golongan Alkena dan Alkuna Secara Komputasi. Lampung: Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. Diakses tanggal 11 Maret 2019

http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/ 

Rachmawani, D. 2016. Dampak Hidrokarbon Aromatik Terhadap Ekosistem Mangrove di Kawasan Binalatung Kota Tarakan Kalimantan Utara (Impact of Aromatic Hydrocarbon on Mangrove Ecosystem in Binalatung Area Tarakan City North Kalimantan). Bogor: Jurnal Manusia dan Lingkungan, Vol. 23, No. 3. Diakses tanggal 11 Maret 2019

Tim Kimia Organik. 2016. Penuntuk Parktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi

Yanisworo, W.  2001. Perombakan Senyawa Hidrokarbon Aromatis Polisiklik (Naftalen) Pada Kadar Tinggi Oleh Pseudomonas NY-I (Biodegradation of Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (Naphthalene) at High Concentration by Pseudomonas NY-I). Yogyakarta: Jurnal Manusia dan Lingkungan, VoI. VIII, No. 3, Pusat Studi Lingkungan hidup Univeritas Gadjah Mada. Diakses tanggal 11 Maret 2019

XII. LAMPIRAN GAMBAR


Pengujian bahan tak dikenal 

Hasil uji asam nitrat 

Larutan hasil uji kalium permanganat dan bensin 

Proses pemanasan asam nitrat dan benzen 

Larutan hasil reaksi kalium permanganat dan benzen



























































4 komentar:

  1. saya vira anggita (069) akan coba menjawab pertanyaan no 1
    Karena salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya reaksi adalah cahaya. Dengan adanya cahaya maka dapat membantu mempercepat terjadinya reaksi. Sehingga tabung yang berada ditempat terang akan cepat berubah warna kertas lakmus daripada tabung reaksi yang berada ditempat gelap.

    BalasHapus
  2. Saya Monica (077) akan mencob menjawab pertanyaan no. 2, yaitu Karena kedua tabung reaksi tersebut mengalami reaksi sulfonasi yang mana larutan menghasilkan alkil sulfonat. Alkil sulfonasi ini ditandai dengan terdapatnya busa pada larutan yang digunakan.

    BalasHapus
  3. Saya Silvy Wahyu Fradini (A1C117023) akan menjawab pertanyaan no 3. Menurut saya memgapa praktikan bisa menyebutkan bahwa bahan yangvtak dukenal yang digunakan adalah benzene Karena ketika dicampurkan dengan air terdapat 2 fasa dan larutan tidak bercampur karena sifatnya berbeda, ketika dicampurkan dengan asam sulfat juga terdapat 2 fasa dimana larutannya bening dan keruh, ketika dicampurkan dengan kloroform terdapat cincin pada larutan sehingga dapat dikatakan bahwa bahannya merupakan benzena. Terimakasih

    BalasHapus
  4. Casino at Foxwoods Resort - JSH Hub
    Casino at Foxwoods Resort 목포 출장마사지 Located just minutes 광주광역 출장안마 from Foxwoods 고양 출장마사지 Resort Casino, this 충주 출장샵 hotel and casino is within 2 mi (3 km) of the Foxwoods 춘천 출장마사지 Casino

    BalasHapus