DISUSUN OLEH:
YULI ASRIANI
(A1C117039)
(A1C117039)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. Data Pengamatan
7.1 Kelarutan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung 1 ½ mL etanol + 2 mL aquades
|
Warna bening
|
2.
|
Tabung 2 ½ mL madu + 2 mL aquades
|
Terbentuk 2 larutan didalam antara madu dan air, setelah diaduk madu larut dalam air dan berubah warna kuning keruh
|
3.
|
Tabung 3 ½ mL Fenol + 2 mL aquades
|
Sebelum digoncang warnanya putih susu, didiamkan membetuk endapan orange, digoncangkan semua bercampur.
|
7.2 Reaksi dengan Alkali
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung 1 ½ mL fenol + NaOH 10% 5 mL
|
Warnanya kuning pudar, terdapat 2 fasa minyak dan
air, didiamkan minyak larut dan berwarna orange jernih
|
2.
|
Tabung 2 ½ mL madu + NaOH 10% 5 mL
|
Terdapat larutan seperti minyak, lama-lama menghilang, diaduk terdapat endapan warna kuning terang,
lapisan atas berwana kuning jernih
|
3.
|
Tabung 3 ½ mL 2-naftol + NaOH 10% 5 mL
|
Terdapat gelembung gas sedikit, digoncangkan warnanya bening dan tidak ada gelembung
|
7.3 Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
5 tabung reaksi dimasukkan 1 mL aseton
|
Aseton memiliki warna yang bening
|
2.
|
Tabung 1
·
1
mL aseton + 1 tetes cairan alcohol (2-butanol)
·
Ditambahkan reagen
BW 1 tetes
|
Warnanya bening jernih
Terdapat endapan biru toska
|
3.
|
Tabung 2
·
1
mL aseton + 1 tetes ter-butil alcohol (madu)
·
Ditambahkan reagent
BW 1 tetes
|
Madu tidak larut, terpisah antara kedua larutan
Warna menjadi kuning keruh dan terdapat endapan warna hijau
|
4.
|
Tabung 3
·
1
mL aseton + 1 tetes kolesterol (minyak jelantah)
·
Ditambahkan reageant
BW 1 tetes
|
Tidak bercampur keduanya
Terdapat dua lapisan, lapisan atas orange bening dan dibawah
orange keruh
|
5.
|
Tabung 4
·
1
mL aseton + 1 tetes karbinol (air kunyit)
·
Ditambahkan reagent BW
1 tetes
|
Larutan berwarna kuning
Terdapat endapan berwarna orange keruh, dan lapisan atas warnanya
orange bening
|
7.4 Reaksi Fenol dengan Clor
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
0,1 mL fenol + 3 mL aquades
|
Larutan bercampur secara homogen
|
2.
|
Ditambahkan Clor dan digoncang
|
Dilakuakn penambahan terus menerus sehingga warna
menjadi jernih
|
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung 1
1-2 tetes fenol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi (III)
klorida
|
Semua larut menjadi satu dan warna yang dihasilkan adalah ungu jernih
|
2.
|
Tabung 2
1-2 tetes resorsinol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi
(III) klorida
|
Semua larut dan warnanya menjadi kuning jernih
|
3.
|
Tabung 3
1-2 tetes 2-propanol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi
(III) klorida
|
Semua larut dan menghasilkan warna kuning pudar
|
VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan mengenai
reaksi-reaksi alkohol dan fenol. Alkohol dan fenol merupakan suatu senyawa yang
sama-sama memiliki gugus –OH. Karena memiliki gugus –OH sehingga alkohol dan
fenol memiliki kelautan yang cukup baik didalam air. Hal ini disebabkan karena
air juga mengandung ikatan –OH yang merupakan ikatan hidrogen. Selain itu,
alkohol juga dapat mengalami berbagai reaksi-reaksi misalnya mengalami reaksi
substitusi pada pada senyawa halogen, alkohol juga dapat mengalami reaksi
oksidasi sehingga menghasilkan turunan seperti aldehida, keton dan asam karboksilat, hingga alkohol dapat
mengalami reaksi dehidrasi sehingga
menghasilkan senyawa tak jenuh. Oleh
karena alkohol banyak megalami kemudahan dalam bereaksi sehingga alkohol banyak
digunakan dalam kebutuhan sehari-hari. Berbagai macam manfaat alkohol yang telah kita ketahui
misalnya sebagai bahan makanan, bahan kosmetik, bahan obat-obatan dan
lain-lain. Berdasarkan percobaan yang dilakukan mengenai reaksi-reaksi alkohol
dan fenol, sebagai praktikan sebelum melakukan percobaan, praktikan mestilah
telah mengetahui serta memahami
sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat kimia dari senyawa-senyawa alkohol
dan fenol. Adapun sifat fisik mapun sifat kimia dari senyawa alkohol adalah sebagai
berikut: 1). Titik didih, alkohol yang memiliki jumlah hidrokarbon yang
banyak maka akan menyebabkan titik didih alkohol semakin tinggi. 2). Ikatan
Hidrogen, alkohol merupakan suatu senyawa yang memiliki ikatan hidrogen
karena terdapat ikatan antara atom Hidrogen dan atom Oksigen yang bersifat
sangat elektronegatif. 3). Gaya Van der Waals, semakin banyak jumlah
hidrokarbon atau berat molekul alkohol menyebabkan meningkatnya pula interaksi
antar dipol-dipol. 4). Kelarutan didalam air, apabila jumlah hidrokarbon
pada suatu senyawa alkohol lebih kecil maka alkohol dapat saling melarutkan secara sempurna
dengan air, contohnya metanol dan etanol, apabila sebailknya semakin banyak
jumlah hidrokarbon pada senyawa alkohol maka alkohol akan cenderung sulit melarut
didalam air. Setelah praktikan mengetahui sifat-sifat dari senyawa alkohol
barulah praktikan dapat melakukan perlakuan mengenai reaksi-reaksi alkohol dan fenol
serta praktikan dapat mengidentifikasi atau menganalisis jenis-jenis
alkoohol yang digunakan (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/).
8.1 Kelarutan
Pada percobaan ini kami
melakukan perlakuan mengenai kelarutan. Percobaan ini dilakukan untuk
mengindentifikasi ataupun mengetahui kelarutan senyawa alkohol didalam air. Seperti yang tahu bahwa alkohol
dapat melarut secra sempurna dengan air apabila berat molekul senyawa alkohol
relatif kecil. Pada percobaan ini kami menggunakan jenis senyawa alkohol adalah etanol, ter-butil
alkohol dan fenol. Akan tetapi, untuk senyawa ter-butil alkohol kami
menggantinya dengan menggunakan madu asli. Berdasarkan percobaan kami
menggunakan 3 tabung reaksi, dimana masing-masing tabung dimasukkan 10 tetes
dari bahan-bahan yang akan diuji yaitu etanol, madu dan fenol. Ketika
menuangkan fenol hendaklah dilakukan secara hati-hati kerena apabila fenol terkena
pada kulit maka akan terbakar oleh fenol, apabila hal ini terjadi segera dicuci
dengan air bersih. Pada tabung 1 yang berisi 10 tetes etanol dan
ditambahkan dengan 2 ml aquades. Hasilnya larutannya tetap bening dan saling
melarutkan. Setelah larutan dicampurkan dilakukan pengocokan pada larutan.
Hasilnya larutannya tetap bening dan semua campuran larut. Pada tabung 2
yang berisi 10 tetes madu dan ditambahkan dengan 2 ml aquades. Hasilnya ketika
awal pencampuran terdapat 2 lapisan dimana lapisan atas berwarna bening dan
lapisan bawah atau endapan berwarna kuning, madu dan air belum saling melarutkan. Setelah dicampurkan,
dilakukan pengocokan pada larutan. Hasilnya setelah larutan dikocok madu yang
belum larut tadi telah melarut secara keseluruhan dan warna larutan yang
dihasilkan adalah warna kuning keruh. Pada tabung 3 yang berisi 10 tetes
fenol dimana warna awal fenol adalah warrna orange jernih dan kemudian
ditambahkan dengan 2 ml aquades. Hasilnya larutan yang dihasilkan berwarna
putih susu dan larutan keruh. Ketika larutan tersebut didiamkan terdapat
endapan orange dibagian dasar tabung, ini menandakan fenol tidak larut. Setelah
itu kami lakukan pengocokan, ketika larutan dikocok fenol menjadi larutt
sehingga larutan menjadi saling melarutkan atau bercampur. Berdasarkan
percobaan diatas, dapat kita katakan bahwa senyawa alkohol umumnya dapat
melarut didalam air, melarutnya senyawa alkohol juga dalam air juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang dipengaruhi adalah pengadukan atau
pengocokan larutan, dengan adanya pengadukan maka larutan akan lebih cepat
bercampur dan larutan dapat saling melarutkan secara sempurna.
8.2 Reaksi dengan Alkali
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan mengenai
reaksi dengan alkali. Dimana pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana alkohol dapat bereaksi dengan senyawa golongan alkali. Misalnya
golongan alkali yang dapat diuji dengan
alkohol adalah golongan alkali atau golongan IA. Pada percobaan ini kami
menggunakan golongan alkali yaitu menggunkan Natrium yang menjadi basa kuat
ialah Natrium Hidroksida atau yang lebih dikenal dengan NaOH. Pada percobaan
ini kami menggunakan NaOH dengan 10% agar ketika pencampuran NaOH dengan
alkohol dapat terlihat jelas reaksi yang akan terjadi. Berdasarkan percobaan
kami menggunakan senyawa alkohol yang akan diuji adalah fenol, n-butilalkohol
dan 2-naftol. akan tetapi, untuk senyawa n-butil alkohol kami menggantinya
dengan menggunakan madu asli. Berdasarkan percobaan kami menggunakan 3 tabung
reaksi, dimana masing-masing tabung dimasukkan 10 tetes dari bahan-bahan yang
akan diuji yaitu fenol, madu dan 2-naftol. pada tabung 1 yang berisi 10
tetes fenol, dimana warna awal fenol yaitu warna orange jernih dan kemudian
ditambahkan dengan 5 ml NaOH 10%.
Hasilnya ketika penambahan NaOH pada fenol didalm larutan seperti ada 2 fasa
yang mana dalam larutan seperti ada minyak dan warna larutan bening. Setelah
kami lakukan pengocokan pada larutan, setelah dikocok terjadi perubahan warna
yaitu menjadi warna kuning pudar dan ketika larutan didiamkan 2 fasa yang
terbentuk tadi menghilang dan warna larutan tetap kuning pudar. Pada tabung
2 yang berisi 10 tetes madu dan kemudian ditambahkan dengan 5 ml NaOH 10%.
Hasilnya ketika penambahan NaOH terdapat 2 fasa juga pada larutan seperti ada
minyak dan warna larutan ialah seperti warna madu biasa. Kemudian kami lakukan
pengocokan pada larutan, setelah dikocok larutannya larut dan fasa minyak tadi
telah menghilang. Ketika dilakukan beberapa lama pengocokan terdapat 2 lapisan
pada larutan dimana pada lapisan atas larutan berwarna kuning jernih sedangkan
pada bagian bawah atau endapan larutan berwarna kuning terang. Pada tabung 3
yang berisi 10 tetes 2 naftol, dimana warna awal 2-naftol adalah bening jernih
dan kemudian ditambahkan dengan NaOH
10%. Hasilnya ketika penambahan NaOH terdapat gelembung-gelembung kecil
dengan jumlah yang sedikit didalam larutan. Kemudian kami lakukan pengocokan,
setelah diaduk larutan yang kami hasilkan berwarna bening dan jernih serta
gelembung yang tadi telah menghilang.
8.3 Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
Pada percobaan ini kammi
melakukan perlakuan mengenai oksidasi dengan asam kromat. Dimana pada percobaan
ini dilakukan untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui bagaimana proses
terjadinya reaksi senyawa alkohol yang akan dioksidasi dengan menggunakan asam
kromat. Pada pengujian ini, diperlukan suatu reagent atau pereaksi yang dikenal
dengan reagent Bordwell-Wellman. Sebelum melakukan pengujian praktikan terlebih
dahulu membuat pereaksi tersebut. Reagent Bordwell-Wellman dibuat dengan
cara: dilarutkan sebanyak 25 gr anhidrat kromatid didalam 25 asam sulfat pekat
kemudian diencerkan dengan 75 ml air suling dilakukan secara hati-hati. Pada
percobaan ini, senyawa alkohol yang akan diuji adalah 2-butanol, ter-butil
alkohol, kolestrol dan trifenil karbinol. Akan tetapi, untuk senyawa ter-butil
alkohol kami menggantinya dengan menggunakan madu asli. Untuk bahan kolestrol
kami menggantinya dengan menggunakan minyak jelantah dan untuk senyawa trifenil
karbinol kami menggantinya dengan menggunakan air kunyit. Berdasarkan percobaan
kami menggunakan 4 tabung reaksi. Pada tabung 1 dimasukkan 1 ml aseton
dan ditambahkan dengan 1 tetes cairan alkohol yaitu 2-butanol. Hasilnya
larutannya bening dan jernih. Kemudian ditambahkan dengan 1 tetes reagent
Bordwell-Wellman dan dilakukan pengocokan. Setelah ditambahkan dan dikocok
warna larutan tetap bening akan tetapi pada larutan terdapat endapan yang
berwarna biru toska. Pada tabung 2 dimasukkan 1 ml aseton dan
ditambahkan dengan 1 tetes cairan alkohol yaitu madu. Hasilnya larutan yang
dihasilkan warnanya bening, akan tetapi larutan tidak larut artinya madu dan
aseton terpisah tidak bercampur. Kemudian ditambahkan dengan 1 tetes reagent
Bordwell-Wellman dan dilakukan pengocokan. Setelah ditambahkan dan dikocok
warna larutan menjadi warna kuning keruh dan terdapat endapan yang berwarna
hijau dibagian dasar tabung. Pada tabung 3 dimasukkan 1 ml aseton dan
ditambahkan dengan 1 tetes cairan alkohol yaitu minyah jelantah. Hasilnya kedua
larutan tidak saling larut atau keduanya
terpisah. Kemudian ditambahkan dengan 1 tetes reagent Bordwell-Wellman dan
dilakukan pengocokan. Setelah ditambahkan dan dikocok terdapat 2 lapisan pada
larutan, dimana lapisan atas berwarna orange jernih dan lapisan bawah atau
endapan berwarna orange keruh. Pada tabung 4 dimasukkan 1 ml aseton dan
ditambahkan dengan 1 tetess cairan alkohol yaitu air kunyit. Hasilnya kedua
larutan tersebut saling melarut dan bercampur dan warna larutan menjadi warna
kuning. Kemudian ditambahkan dengan 1 tetes reagent Bordwell-Wellman dan
dilakukan pengocokan. Setelah ditambahkan dan dikocok warna larutan menjadi
warna orange jernih dan terdapat endapan yang berwarna orange keruh dan didalam
larutan juga terdapat gelembung-gelembung atau busa. Berdasarkan percobaan
diatas, dapat kita katakan bahwa senyawa alkohol umumnya dapat bereaksi dengan
reagent Bordwell-Wellman melalui reaksi oksidasi dengan asam kromat.
8.4 Reaksi Fenol dengan Klor
Pada percobaan ini kami melakukan perlakuan mengenai
reaksi fenol dengan klor. Dimana pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana senyawa fenol dapat bereaksi dengan senyawa halogen khususnya dengan
klor. Berdasarkan percobaan kami memasukkan 1 ml fenol didalam 3 ml air suling.
Hasilnya kedua larutan tersebut saling melarutkan dan bercampur. Setelah itu,
larutan ditambahkan dengan air klor. Hasilnya ketika penetesan pertama air klor
kedalam larutan, larutan tidak terlalu jernih. Setelah beberapa lama dilakukan
penetesan air klor kedalam larutan, lama-kelamaan larutan menjadi jernih dan
terdapat endapan yang sedikit yang berwarna orange pada bagian dasar tabung.
Berdasarkan percobaan diatas dapat kita katakan bahwa fenol dapat melarut dan
bereaksi dengan senyawa halogen. Seperti yang kita ketahui bahwa senyawa fenol
dapat melarut dalam pelarut yang bersifat polar dan pelarut yang bersifat
nonpolar. Hal ini disebabkan karena adanya gugus –OH pada fenol yang menjadi
penentu dalam kecenderungan saling melarutkan dengan senyawa lain.
8.5 Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
Pada percobaan ini kaami
melakukan perlakuan mengenai reaksi fenol dengan besi (III) klorida. Dimana
percobaan ini kami menggunakan senyawa alkohol adalah fenol, resorsinol dan 2-propanol. Berdasarkan
percobaan inikami menggunakan 3 tabung reaksi. Pada tabung 1 dimasukkan
2 tetes fenol dalam 5 ml air suling. Hasilnya larutannya saling bercampur dan
melarut serta warna larutan bening jernih. Kemudian ditambahkan dengan 2 tetes
besi (III) klorida dan dilakukan pengocokan. Setelah ditambahkan dan dikocok
terjadi perubahan warna dari bening menjadi warna ungu jernih dan larutannya
semua saling melarutkan. Pada tabung
2 dimasukkan 2 tetes resorsinol
dalam 5 ml air suling. Hasilnya larutannya saling bercampur dan melarut serta
warna larutan bening dan jernih. Kemudian ditambahkan dengan 2 tetes besi (III)
klorida dan dilakukan pengocokan. Setelah ditambahkan dan dikocok larutannya
tetap bening dan saling melarutkan. Pada tabung 3 dimasukkan 2 tetes
2-propanol dalam 5 ml air suling. Hasilnya larutannya bening dan jernih serta
kedua larutan saling melarutkan. Kemudian ditambahkan dengan 2 tetes besi (III)
klorida dan dilakukan pengocokan. Setelah ditambahkan dan dikocok terjadi
perubahan warna yang awalnya larutan berwarna bening berubah menjadi warna
kuning pudar dan larutannya jernih serta semua larutan saling melarut.
IX. PERTANYAAN PASCA
- Berdasarkan percobaan mengenai reaksi fenol dengan klor, mengapa ketika air klor ditambahkan secara terus menerus larutannya menjadi jernih?
- Berdasarkan percobaan mengenai oksidasi dengan asam kromat, mengapa pada perlakuan yang menggunakan air kunyit hasilnya terdapat gelembung-gelembung pada larutan?
- Berdasarkan percobaan mengenai reaksi dengan alkali, mengapa pada perlakuan fenol dan madu ketika ditambahkan NaOH 10% terdapat 2 fasa atau seperti ada minyak?
X. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sebagai berikut:
- Alkohol dan fenol merupakan suatu senyawa yang sama memiliki gugus –OH. Dimana gugus –OH ini merupakan ikatan hidrogen yaitu ikatan yang terjadi karena atom hidrogen yang berikatan dengan atom oksigen. Senyawa alkohol dan fenol memiliki kelarutan yang cukup baik dalam air. Hal ini disebabkan karena terdapatnya ikatan –OH pada alkohol dan fenol yang juga dimiliki oleh air (H-OH). Meskipun sama-sama memiliki gugus –OH akan tetapi alkohol dan fenol juga memiliki beberapa perbedaan sifat. Umumnya alkohol memiliki titik didih yang lebih tinggi sedangkan Senyawa fenol lebih bersifat asam dibandingkan dengan alkohol.
- Senyawa alkohol dan fenol juga mengalami berbagai reaksi-reaksi. Misalnya senyawa alkohol dapat mengalami reaksi oksidasi sehingga dapat menghasilkan turunan aldehid, keton dan asam karboksilat. Selain itu alkohol juga mengalami reaksi substitusi pada senyawa halogen. Selain mengalami reaksi, juga diperlukan pereaksi dalam membedakan senyawa-senyawa alkohol dan fenol. Ada beberapa pereaksi yang dapat digunakan untuk membedakan senyawa-senyawa alkohol antara lain alkohol primer, sekunder dan tersier adalah pereaksi Lucas. Selain itu ada juga yang dikenal dengan pereaksi Bordwell-Wellman yang digunakan dalam reaksi oksidasi dengan asam kromat.
- Meskipun senyawa alkohol dan senyawa fenol memiliki struktur yang sama, akan tetapi gugus fenol (-OH) yang terdapat pada cincin aromatik akan memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang berbeda pada senyawa alkohol yang hanya terdiridari rantai hidrokarbon. Oleh karena itu, praktikan harus dapat mengetahui dan memahami sifat fisika dan sifat kimia senyawa alkohol dan senyawa fenol dalam melakukan suatu pereaksian senyawa.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Rahmi, S. 2011. Pembuatan Etanool dari Sorgum (Shorgum bicolor L.
Moench) Melalui Hidrolisis Enzimatik Diikuti oleh Fermentasi Menggunakan
Saccharomyces Cerevisiae.Jakarta: Laboratorium Biokimia. Diakses tanggal 26
Maret 2019
Sumina, 2010. Analisis Intisari dari Kimia Organik. Vol 1 No 3.
Diakses tanggal 26 Maret 2019
Suminar, 2010. Kimia Organik. Jakarta: Binapara Aksara
Tim Kimia Organik. 2016. Penuntuk Parktikum Kimia Organik I. Jambi:
Universitas Jambi
XII. LAMPIRAN GAMBAR
Hasil pengujian dengan Asam Kromat
Hasil pengujian dengan Reaksi Fenol dengan Klor terdapat endapan yang berwarna orange
Hasil pengujian dengan Reaksi Alkali pada Madu, Fenol dan 2-Naftol
Hasil pengujian pada Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
Hasil pengujian Reaksi Alkali pada pencampuran Fenol dan NaOH
Saya Silvy Wahyu Fradini (A1C117023) akan menjawab pertanyaan no 3. Menurut saya Pada percobaan reaksi dengan alkali ketika madu dan fenol ditambahkan dengan NaOH 10% terdapat 2 fasa atau seperti ada minyak, Hal ini disebabkan karena madu dan fenol merupakan suatu senyawa yang bersifat polar sedangkan NaOH bersifat nonpolar. Oleh karena itu ketika dicampurkan kedua larutan tersebut tidak langsung saling melarutkan. Dengan demikian diperlukan pengadukan pada larutan agar semua campuran dapat saling melarut secara sempurna.
BalasHapussaya Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan menjawab no 2. Pada percobaan oksidasi dengan aasam kromat yang mengggunakan air kunyit hasilnya terdapat gelembung ketika ditambhkan dengan reagent Bordwell-Wellman. Hal ini menandakan bahwa larutan mengalami reaksi oksidasi yaitu bahwa suatu reaksi yang terjadi karena pengikatan oksigen. Salah satu tanda dari reaksi oksidasi timbulnya gelembung-gelembung pada larutan.
BalasHapusSaya mirnawati dengan nim 13. Saya akan menjawab permasalahan pada no 1. Ketika air klor ditambahkan secara terus menerus pada larutan yang awalnya keruh akan menjadi jernih. Hal ini karena dari sifat fenol yang dapat melarut pada pelarut yang bersifat polar maupun nonpolar. Hal ini desebabkan karena adanya gugus –OH pada fenol yang menjadi penentu dalam kecendrungan saling malrutkan dengan senyawa lainnya. Oleh karena itu larutan yang awalnya keruh dapat berubah manjadi larutan jernih artinya fenol dan air klor mengalami reaksi dimana keduanya saling melarutkan.
BalasHapus