DISUSUN OLEH:
YULI ASRIANI
(A1C117039)
(A1C117039)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN 6
I. Judul :
Reaksi-Reaksi Alkohol dan Fenol
II. Hari/ Tanggal : Sabtu/ 30 Maret 2019
III. Tujuan :
Adapun tujuan dari percobaan ini sebagai berikut:
- Dapat mengetahui perbedaan sifat-sifat antara alkohol dan fenol
- Dapat mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang digunakan untuk membedakan antara senyawa-senyawa alkohol dan fenol
- Dapat mengetahui azas-azas reaksi dan pereksi yang digunakan untuk membedakan antarra senyawa-senyawa alkohol dan fenol
IV. Landasan Teori
Alkohol dan fenol merupakan suaatu senyawa yang banyak
dimanfaatkan disekeliling kita. Karena banyak dimanfaatkan sehingga alkohol
dapat mengalami berbagai reaksi-reaksi. Alkohol dapat mengalami reaksi
substitusi dengan berbagai senyawa halogen. Selain itu, alkohol juga mampu
mengalami reaksi oksiidasi sehingga dapat menghasilkan gugus lain seperti
aldehida, keton, eter maupun asam karboksilat. Selain itu pula, alkohol dapat
juga mampu mengalami reaksi dehidrasi alkohol yang akan membentuk senyawa tidak jenuh. Akan tetapi meskipun
alkohol dapat mengalami berbagai reaksi,
kita sebagai praktikan mestilah harus
mempelajari serta mengetahui sifat fisik maupun sifat kimia dari alkohol terssebut.
Sifat fisik dan sifat kimia alkohol ialah sebagai berikut:
- Titik didih: semakin banyak jumlah atom karbon dan atom hidrogen atau semakin panjang rantai hidrokarbon maka titik didik suatu molekul juga akan semakin tinggi.
- Ikatan Hidrogen: alkohol termasuk mengalami ikatan hidrogen, karena terdapat ikatan antara atom hidrogen dengan atom oksigen. Ikatan ini sangat kuat karena atom oksigen yang bersifat elektronegatif menarik parsial positif pada atom hidrogen.
- Efek gaya Van der Waals: semakin banyak jumlah atom karbon pada suatu molekul alkohol maka semakin besar pula berat molekul alkohol tersebut. Sehingga akan membuat interaksi dengan antardipol-dipol juga semakin meningkat.
- Kelarutan dalam molekul air: jika jumlah atom karbon pada molekul alkohol ssemakin sedikit maka kalrutannya didalam air cukup baik. Akan tetapi apabila jumlah atom karbon pada molekul alkohol semakin banyak maka kelarutannya didalam air akan sulit untuk melarutkan sehingga terdapat batas didalam wadah
- Sifat keasaman dan kebasaan alkohol: alkohol memiliki sifat yang hampir sama dengan air yaitu dapat saling melarutkan pada suasana asam maupun basa. Seperti yang terlihat pada tabel terdapat beberapa nilai alkohol yaitu sebagai berikut
Dari tabel diatas terlihat bahwa semakin banyak jumlah atom karbon dalam
suatu molekul hidrogen maka sifat keasamannya semakin berkurang. Misalnya metanol
memiliki sifat yang sedikit lebih asam dibandingkan dengan air, dan air
memiliki sifat yang lebih daripada etanol. Akan tetapi berbeda dengan fenol
yang memiliki nilai asam atau pka 10 lebih bersifat asam dibandingkan dengan
sikloheksanol (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/).
Alkohol dan fenol merupakan suatu
senyawa yang memiliki gugus yang serupa yaitu gugus (-OH). Dimana gugus ini
akan berikatan dengan molekul-molekul ataupun atom-atom lainnya. Alkohol dan
fenol sama-sama memiliki kelarutan yang sangat besar dalam air. Alkohol dapat
dibagi beberapa golongan yaitu: alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol
tersier. Golongan ini ditentukan berdasarkan bentuk struktur ataupun jumlah
ikatan atom karbon dengan gugus –OH. Jika gugus –OH berikatan dengan satu atom
karbon lainnya maka disebut dengan alkohol primer, jika gugus –OH berikatan
dengan dua atom karbon lainnya maka disebut
dengan alkohol sekunder dan jika gugus –OH berikatan dengan tiga atom karbon
lainnya maka disebut dengan alkohol tersier. Sedangkan fenol memeiliki sifat
lebih asam daripada alkohol. Dan jika fenol bereaksi dengan garam natrium maka
biasanya akan terbentuk larutan basa. Kecepatan bereaksi senyawa alkohol itu
ditentukan dari reagentnya dan tergantung dari jenis alkoholnya. Alkohol sangat
mudah mengalami reaksi oksidasi, dimana reaksi oksidasi adalah reaksi yang
terjadi karena adanya pengikatan atom oksigen. Jika alkohol primer dioksidasi
dengan menggunakan reagent oksitdator kuat maka akan menghasilkan senyawa asam
karboksilat, jika alkohol primer
dioksidasi dengan menggunakan reagent
oksidator lemah maka akan menghasilkan senyawa aldehida dan jika alkohol
sekunder dioksidasi maka akan menghasilkan senyawa keton. Akan tetapi jika
alkohol tersier dioksidasi maka tidak terjadi suatu reaksi (Tim Kimia
Organik, 2016).
Alhokol merupakan suatu senyawa gugus fungsi
yang memiliki gugus -OH. Gugus inilah yang menyebabkan alhokol dan fenol
memiliki sifat khas tersendiri. Senyawa alkohol dan fenol bnyak sekali kita
lihat dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satu contoh alkohol ialah etanol. Etanol
merupakan suatu senyawa alkohol yang memiliki dua atom karbon. Senyawa etanol
Termasuk kedalam alkohol primer yang memiliki ikatan tunggal. Seperti yang telah kita tahu bahwa ikatan
tunggal Merupakan senyawa alkana dari hidrokarbon. Rumus kimia dari senyawa
etanol adalah C2H5OH. Dimana strukturnya dapat kita lihat dibawah ini.
Penerapan dari senyawa etanol banyak sekali
kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Etanol banyak digunalan sebagai bahan
bakar transportasi, terutama bahan bakar bensin. Selain itu, etanol banyak digunakan sebagai pelarut
dilaboratorium. Etanol merupakan larutan yang berwarna bening atau tidak
berwarna. Selain dilaboratorium etanol banyak juga digunakan dalam bidang
farmasi maupun industri kimia (Rahmi, 2011)
Alkohol merupakan suatu senyawa yang memiliki
peranan penting dalam kehidupan manusia. berbagai manfaat alkohol yang dapat
kita temui dalam kehidupan sehari-hari ialah sebagai bahan pembunuh kuman,
kosmetik, pembersih peralatan medis, bahan bakar dan bahkan banyak pula
dimanfaatkan sebagai pelarut. Aklohol memiliki struktur yang ditandai dengan ikatan
unsur oksigen dan hidrogen (-OH). Sama halnya dengan air, molekul air juga
terdapat ikatan (-OH). Ikatan tersebut dapat kita katakan sebagai ikatan
hidrogen. Oleh karena itu, alkohol dan air memiliki titik didih yang tinggi serta kelarutan yang cukup tinggi
pula. Selain dari ikatan hidrogen tersebut, kelarutan alkohol ini juga
berpengaruh pada jumlah alkil (cabang) maupun jumlah gugus –OH yang terikat
pada suatu atom karbon (Suminar, 2010)
Sebagaimana bahwa alkohol terbagi dari
beberapa jenis yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Dari
jenis-jenis alkohol tersebut didasarkan pada perbedaan struktur pada
masing-masing jenis alkohol. Oleh karena itu, berdasarkan jenisnya dapat kita
lakukan pengujian atau tes untuk membedakan jenis-jenis alkohol tersebut yaitu
alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Pengujian yang dilakukan
disebut dengan uji Lucas. Uji Lucas ini berguna untuk membedakan antara alkohol
primer, sekunder dan teriser. Perbedaan ini didasarkan atas reaktivitas pda
masing-masing alkohol. Misalnya apabila alkohol tersier diuji dengan reagen
lucas maka akan menghasilkan larutan yang keruh dan proses ini dilakukan tanpa
pemanasan. sedangkan apabila alkohol sekunder diuji dengan reagen lucas maka
akan menghasilkan larutan keruh juga
akan tetapi kekeruhan ini timbul setelah dilakukan pemanasan. Lain
halnya dengan alkohol primer apabila diuji dengan reagen lucas maka tidak
terjadi perubahan apapun artinya tidak bereaksi (Sumina, 2010).
V. ALAT DAN
BAHAN
5.1 ALAT
Adapun alat
yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
- Tabung Reaksi
- Pipet Tetes
- Batang Pengaduk
- Timbangan
- Pemanas
- Kasa
- Gelas Kimia
5.2 BAHAN
Adapun bahan
yang diperlukan pada percobaan ini yaitu:
- Etanol
- 2-Propanol
- Sek-butil Alkohol
- Sikloheksanol
- Fenol
- Kolestrol
- 2-Naffal
- Indikator PP
- Aseton
- Asam Sulfat Pekat
- Asam Asetat Glassial
- Larutan FeCl2 10%
- 1-Propanol
- n-butil Alkohol
- Ter Butil Alkohol
- Etilen Glikal
- Resorsinal
- O-Kresol
- NaOH
- Reagent Lucas
- Reagent Bordwell
- Willman
- Larutan Brom
- Trifenil Karbinal
VI. PROSEDUR KERJA
6.1. Kelarutan
- Dimasukkan ½ ml atau 0,2-0,5 gr senyawa etanol, n-butil alkohol, ter-butil alkohol, sikloheksanol, etilen glikol dan enol kedalam 6 tabung reaksi yang berbeda
- Ditambahkan 2 ml ke dalam setiap tabung reaksi
6.2. Reaksi Dengan Alkali
- Dimasukkan ½ ml atau 0,2-0,5 gr n-butl alkohol, sikloheksanol, fenol, dan 2-naftol kedalam 4 tabung reaksi yang berbeda
- Ditambahkan 5 ml larutan NaOH 10% kedalam tiap tabung
- Dikocok dan diamati
- Dicatat hasilnya
6.3. Reaksi Dengan Natrium
- Ditempatkan senyawa 1-propanol, 2-propanol, dan o-kresol kedalam tabung reaksi kering yang berlainan
- Dipanaskan bila o-kresol berbentuk kristal agar melebur
- Ditambahkan sepotong kecil logam natrium
- Ditambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein dan dicatat hasilnya
- Ditambahkan etanol secukupnya untuk menghilangkan semua natrium yang belum bereaksi
- Dibuang larutan tersebut
6.4. Pengujian Lucas
- Dimasukkan 2 ml reagent lucas kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan 5 tetes alkohol yang akan diuji
- Dikocok
- Dicatat waktu yang diperlukan hingga menjadi keruh dan memisah menjadi 2 lapisan
- Diuji dengan 1-butanol, 2-butanol, sikloheksanol, ter-butil alkohol
- Dicatat hasilnya
Cara membuat Reagent Lucas :
dilarutkan 340 gr ZnCl2 kering dalam 230 ml HCl pekat yang dingin,
sambil didinginkan, campuran ini
menghasilkan 350 ml reagent.
6.5. Oksidasi Dengan Asam Kromat
(Pengujian Bordwell-Wellman)
- Dimasukkan 1 ml aseton kedalam 5 tabung yang berbeda
- Ditambahkan 1 tetes cairan alkohol atau 10 mg kristal alkohol pada masig-masing tabung
- Digoncang hingga larutannya jernih
- Ditambahkan 1 tetes reagent Bordwell Wellman sambil digoncang
- Diuji pada 2-butanol, ter-butil alkohol, dan trifenil karbonil
Cara memebuat Reagent
Bordwell-Wellman : dilarutkan 25 gr anhidrat kromatid dalam 25 asam sulfat
pekat dan diencerkan dengan hati-hati dengan 75 ml air suling.
6.6. Reaksi Fenol Dengan Brom
- Dimasukkan larutan 0,1 gr fenol dengan 3 ml air pada gelas kimia
- Ditambahkan brom sambil digoncang hingga warna kuning tidak berubah lagi
- Diamati haislnya
6.7. Reaksi Fenol Dengan Besi (III)
Klorida
- Dilarutkan satu atau dua kristal atau 1-2 tetes senyawa yang akan diuji dalam 5 ml air
- Diteteskan 1-2 tetes besi (III) klorida
- Diaduk dan diamati hasilnya
- Diujikan fenol, resorsinol, dan 2-propanol dan dicatat hasilnya
Berdasarkan praktikum yang dilakukan terdapat video yang berkaitan dengan
percobaan ini:
Setelah menyaksikan video tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang
ditimbulkan yaitu sebagai berikut:
- Mengapa sampel yang tidak terpisah setelah ditambahkan reagen lucas perlu dilakukan pemaanasan?
- Mengapa pada sampel yang telah terpisah setelah ditambahkan dengan reagen lucas tidak perlu dilakukan pemanasan?
- Mengapa ketika dilakukan uji kelarutan alkohol ditambahkan air terlebih dahulu?
saya vira anggita (069) akan mencoba menjawab pertanyaan no 1
BalasHapusSampel yang tidak terpisah dilakukan pemanasan karena sampel tidak bereaksi. Oleh karena itu dilakukan pemanasan agar sampel tersebut dapat bereaksi atau dapat membentuk 2 lapisan. Karena jenis alkohol yang menimbulkan reaksi setelah dilakukan pemanasan merupakan alkohol sekunder.
Nama saya putri milenia hutabarat (57) akan menjawab pertanyaan no 3 karena seperti yang kita tahu bahwa kelarutan alkohol cukup baik didalam air. Karena sama-sama memiliki molekul –OH. Oleh karena itu dilakukan penambahan air agar dapat mempercepat kelarutan alkohol.
BalasHapusSaya ika ermayanti nim 31 akan menjawab nomor 2 Sampel yang telah terpisah setelah ditambahkan reagen lucas tidak perlu dilakukan pemanasan karena sampel tersebut mengalami reaksi yang dditandai dengan adanya 2 lapisan. Jenis alkohol yang bereaksi tanpa dilakukan pemanasan adalah alkohol tersier.
BalasHapus