DISUSUN OLEH:
YULI ASRIANI
(A1C117039)
(A1C117039)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN KE 4
I. JUDUL : Reaksi-Reaksi Hidrokarbon
II. Hari/Tanggal : Sabtu/16 Maret 2019
III. Tujuan : Adapun tujuan dari percobaan ini
adalah sebagai berikut:
- Dapat mengetahui perbedaan sifat-sifat kimia hidrokarbon alifatik jenuh dan tak jenuh dan aromatik
- Dapat mengetahui jenis reaksi kimia untuk membedakan ketiga golongan senyawa hidrokarbon
- Dapat mengetahui cara dan teknik pengujian ketiga golongan senyawa hidrokarbon
IV. Landasan Teori
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa senyawa hidrokarbon merupakan
senyawa yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen dan lazimnya
dikenal dengan alkana, alkena dan alkuna. Hidrrokarbon banyak memberi manfaat
untuk keseharian manusia, seperti penggunaan bahan-bahan memasak, bahan bakar
bermotor seperti bensin dan lain-lain. Penggunaan hidrokarbon ini, dapat
dilakukan jika melalui reaksi-reaksi proses pembakaran. Reaksi pembakaran
adalah reaksi yang terjadi pengikatan oksigen pada atom karbon. Jika pembakaran
yang dilakukan dapat memberikan hasil pembakaran yang sempurna maka senyawa
hidrokarbon yang diperoleh juga sempurna atau baik, akan tetapi sebaliknya jika
proses pembakaran yang dilakukan memberikan hasil yang tidak sempurna maka
senyawa hidrokarbon yang diperoleh juga tidak sempurna atau tidak baik. Ciri-ciri
dari proses pembakaran sempurna adalah menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Sedangkan ciri
proses pembakaran yang tidak sempurna adalah menghasilkan karbon monoksida (CO)
dan air (H2O). Jadi dapat dikatakan bahwa salah satu faktor yang
menjadi penyebab suatu reaksi mengalami pembakaran yang tidak sempurna adalah
karena kurangnya oksigen dalam suatu
reaksi (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/).
Hidrokarbon merupakan suatu golongan senyawa yang paling sederhana, dimana
hidrokarbon hanya terdiri terdiri dari unsur karbon dan hidrogen. Akan tetapi
hidrokarbon merupakan suatu kelompok senyawa yang besar. Senyawa hidrokarbon
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu berdasarkan struktur atau bentuk rantai
karbon dan berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya. Jika dilihat
berdasarkan struktur atau bentuk rantai karbon digolongkan menjadi hidrokarbon alifatik, hidrokarbon alisiklik
dan hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon alifatik adalah suatu golongan senyawa
hidrokarbon yangmemiliki bentu rantai karbon terbuka baik pada rantai lurus
maupun rantai bercabang. Hidrokarbon alisiklik adalah suatu senyawa hidrokarbon
yang memiliki bentuk rantai karbon tertutup dan membentuk seperti lingkar atau
cincin, contohnya seperti sikloheksana dan sikloheksena. Hidrokarbon aromatik
adalah suatu senyawa hidrokarbon yang memiliki bentuk rantai karbon tertutup
serta juga membentuk seperti lingkar cincin yang terdapat ikatan tunggal dan
ikatan rangkap berselang-seling atau yang disebut dengan konjugasi. Contohnya
seperti toluena dan benzena. Sedangkan jika dilihat berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya digolongkan
menjadi senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Senyawa
hidrokarbon jenuh merupakan suatu senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan
tunggal pada atom karbonnya, contohnya alkana. Senyawa hidrokarbon tak jenuh
adalah suatu senyawa hidrokarbon yang memiliki ikatan baik rangkap dua maupun
rangkap tiga pada atom karbonnya, contohnya alkena dan alkuna (Tim Kimia
Organik 1, 2016: 21).
Salah
satu jenis hidrokarbon adalah hidrokarbon aromatik. Dimana hidrokarbon aromatik
merupakan hidrokarbon yang banyak terdapat serta tersebat luas dialam.
Hidrokarbon aromatik ini memiliki berbagai bentuk yaitu hidrokarbon dengan
rantai siklik (berbentuk lingkar atau cincin) dan bersifat Hidrofobik (tidak
suka dengan air). Hidrokarbon memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia
serta memiliki banyak manfaat atau kegunaan dalam berbagai bidang misalnya
Bidang industri, bidang pertanian, laboratorium dan bahkan dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya minyak yang menjadi salah satu contoh penggunaan yang
banyak digunakan manusia. Selain dari kegunaannya, hidrokarbon juga memiliki banyak dampak yang
buruk bagi manusia. Salah satu contoh dampak penggunaan hidrokarbon dari bidang
industri adalah polutan minyak yang akan berdampak bagi manusia dan juga
Mangrove. Dampak buruk yang diakibatkan oleh mangrove melalui 2 mekanisme yaitu
secara fisik dan secara toksikologi. Secara toksikologi Polutan minyak Yang
berasal dari hidrokarbon aromatik ini dapat mematikan akar-akar dalam tanah.
Secara fisik, polutan minyak tersebut akan merusak struktur tanah sehingga
menurunkan kadar tanah menjadi lebih buruk ( Rachmawani, 2016: 297).
Selain itu, dampak buruk yang
diakibatkan oleh senyawa hidrokarbokan aromatik adalah dapat menimbulkan
pencemaran. Telah banyak kit temukan penelitian penelitian yang menemukan
dampak negatif dari senyawa hidrokarbon ini. Hal ini disebabkan karena kurangnya
perhatian dalam menanggulangi proses penggunaan yang berlebihan sehingga
Senyawa hidrokarbon yang tersebar dialam menjadi sangat luas. Salah satu contoh
dari hidorokarbon aromatik adalah naftalen. Dimana naftalaen meruapan
hidrokarbon arimatik polisiklik yang mempunyai struktur cincin benzena. Karena
terdapat cincin benzena maka naftalen memiliki energi resonansi yang tinggi.
Naftalen juga dapat memberikan dampak buruk pada manusia. Jika naftalen
digunakan pada kadar tertentu, maka dapat menghambat terjadinya proses
respirasi sehingga dapat menyebabkan terhambatnya dalam mengkonsumsi oksigen
pada organisme (Yanisworo, 2001: 131).
Reaksi hidrogenasi merupakan suatu
reaksi yang mengalami Penambahan Atom atau molekul dalam suatu reaksi. Reaksi
hidrogenasi biasanya termasuk kedalam reaksi adisi. Penambahan atom kedalam
suatu senyawa biasanya Molekul H2. Penambahan atom ini biasanya dilakukan pada
senyawa yang kurang jenuh yaitu golongan senyawa alkena dan senyawa alkuna.
Apabila dilakukan penambahan aton atau molekul pada senyawa tersebut maka akan
meningkatkan tingkat kejenuhan suatu senyawa. Reaksi hidrogenasi berlangsung
dengan menggunakan katalis karena reaksi Cukup sulit terjadi. Sebagaimana
fungsi katalis adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi. Sehingga reaksi
hidrogenasi akan lebih mudah dan cepat terjadi, dan biasanya Katalis yang
digunakan adalah golongan logam-logan transisi atau bisa juga kita menggunakan
katalis yang berasal dari gabungan logam-logan tersebut ( Chandra, 2013: 76).
V. ALAT DAN BAHAN
5.1 ALAT
Adapun
alat yang digunakan pada percobaan ini sebagai berikut:
- Tabung Reaksi
- Gelas Piala
- Termometer
- Pipet Tetes
- Gelas Kimia
- Buret
- Kertas Lakmus
5.2 BAHAN
Adapun
bahan yang diperlukan pada percobaan ini sebagai berikut:
- Alkuna
- Sikloheksana (alkena)
- Brom/CCl4
- Benzena
- Besi
- Kalium Permanganat
- Asam Sulfat
- Asam Nitrat
- Batu Didih
- Es Batu
- Aquades
VI. PROSEDUR KERJA
6.1 Brom dalam karbon tetraklorida
- Dimasukkan 1 ml alkana kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan 10-15 tetes brom/CCl4 kemudian diguncang
- Ditempatkan tabung yang satu ditempat yang gelap (lemari) dan tabung yang lain disinari matahari atau lampu pijar selama beberapa menit
- Dibandingkan kedua tabung
- Ditiup masing-masing mulut tabung untuk mengenal hidrogen bromida yang akan menimbulkan asap bila ada hidrogen bromida. Hidrogen bromida dapat pula diuji dengan cara memegang sehelai kertas lakmus yang lembab pada mulut masing-masing tabung reaksi
- Didalam tabung reaksi yang berisi 1 ml sikloheksana (alkena) kemudian ditambahkan 10-15 tetes brom/CCl4.
- Digoncang tabung dan diamati hasilnya
- Diuji bagi kemungkinan adanya pengeluaran hidrogen bromida
- Didalam suatu tabung reaksi yang berisi 1 ml benzena ditambahkan 1 ml brom dalam karbon tetraklorida
- Digoncang dan diamati hasilnya.
6.2 Brom
- Ditempatkan 1 ml benzena kedalam suatu tabung reaksi
- Dimasukkan beberapa potongan besi kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 ml benzena, digunakan benzena untuk menurunkan potongan besi yang enepel pada dinding tabung
- Ditambahkan 3 tets brom (dari suatu buret di dalam lemari asam) pada setiap tabung reaksi
- Ditempatkan masing-masing tabung didalam gelas piala yang berisi air panas (500C) selama 15 menit
- Diamati warna masing-masing tabung, apakah ada atau tidak hidrogen bromida dibebaskan
- Dicatat hasilnya.
6.3 Larutan Kalium Permanganat
- Didalam dua tabung reaksi, dimasukkan masing-masing 1 ml larutan kalium permanganat (0,5 %)
- Ditambahkan 5 tetes alkana ke tabung yang satu dan 5 tetes sikloheksana ketabung yang lain
- Digoyangkan masing-masing tabung dengan baik selama 1-2 menit dan dicatat hasilnya
- Didalam tabung reaksi ketiga dimasukkan 1 ml benzena dan ditambahkan 2 ml larutan kalium permanganat, digoncang, dan diamati hasilnya
6.4 Asam Sulfat Pekat
- Ditempatkan masing-masing 2 ml asam sulfat pekat kedalam 2 tabung reaks
- Ditambahkan 10 tetes alkana pada tabung satu
- Ditambahkan 10 tetes sikloheksana
- Digoncang masing-masing tabung dengan baik dan dicatat hasilnya
- Hindarkan agar asam tidak mengenai kulit atau baju
- Dibuang isi masing-masing tabung kedalam satu gelas kimia yang berisi air sedikitnya 50 ml
6.5 Asam nitrat
- Dikerjakan percobaan pada lemari asam
- Dicampurkan 0,5 ml benzena dan 4 ml asam nitrat pekat dalam satu tabung reaksi besar
- Ditambahkan satu butir batu didih dan didihkan campuran perlahan selama 2 menit atau sampai menghasilkan suatu kelarutan yang homogen
- Diperhatikan agar pendidihan berlangsung perlahan-lahan
- Dituangkan larutan kedalam suatu gelas piala yang berisi 5-10 gram es
- Dicatat bau dari cairan yang memisah dan dibandingkan dan dibandingkan dengan bau dari pada nitrobenzen yang terdapat dilemari
6.6 Bahan tak dikenal
- Diminta kepada asisten senyawa tak dikenal
- Ditentukan apakah senyawa tersebut senyawa tak jenuh, jenuh atau aromatik
Berdasarkan praktikum yang dilakukan terdapat
video yang berkaitan dengan percobaan ini:
Setelah menyaksikan video tersebut terdapat
beberapa pertanyaan yang ditimbulkan yaitu sebagai berikut:
- Dari percobaan diatas campuran yang manakah yang mengalami reaksi oksidasi pada alkena/alkuna?
- Apa yang menyebabkan campuran minyak jelantah itu terbeentuk suatu endapan?
- Apa yang terjadi ketika minyak jelantah itu dicampurkan dengan KMnO4?
Saya Hanna Salwa Putri (A1C117045) ingin mencoba menjawab permasalahan 2 yaitu, dari percobaan dikatakan bahwa campuran minyak jelantah dengan KMnO4 menghasilkan endapan. hal ini disebabkan karena adanya reaksi ion MnO4 dengan minyak sehngga membentuk glikol dan endapan coklat dari MnO2
BalasHapussaya Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan mencoba menjawab no 3. menurut saya Ketika 1 ml minyak jelantah direaksikan dengan 5 tetes KMnO4 lalu dikocok selama 2 menit yang terjadi adalah warna campuran menjadi lebih menghitam serta warna dari ungu KMnO4 telah menghilang dan dibagian dasar tabung reaksi terdapat endapan. Terima kasih.
BalasHapusSaya Febry Aryanti Huta Uruk (A1C117073) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Berdasarkan percobaan diatas dikatakan bahwa reaksi oksidasi terjadi bila warna ungu dari KMnO4 hilang dari campuran. Setalh dilakukan uji sampel yang mengalami reaksi oksidasi adalah minyak goreng, minyak jelantah dan pertalite. Terimakasih.
BalasHapus