DISUSUN OLEH:
YULI ASRIANI
(A1C117039)
(A1C117039)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN 2
I. JUDUL :
Kalibrasi termometer dan penentuan titik leleh
II. HARI/TANGGAL : Kamis, 28 Februari 2019
III. TUJUAN :
Adapun tujuan praktikum ini yaitu sebagai berikut:
- Dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam penentuan titik leleh senyawa murni
- Dapat melakukan kalibrasi termometer sebelum digunakan untuk penetuan titik leleh suatu senyawa murni
- Dapat membedakan suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni
- Dapat melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai sampel
IV. LANDASAN TEORI
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat alat-alat atau instrument yang
digunakan dalam dunia pendidikan juga semakin berkembang. Hal ini dipengaruhi
oleh semakin canggihnya teknologi dalam era globalisasi yang membuat banyaknya kebutuhan
yang harus dipenuhi dalam melakukan proses kegiatan. Dengan perkembangan
teknologi yang semakin modern, maka alat-alat atau instrument yang digunakan
juga semakin berkembang sehingga akan memberikan banyak manfaat dalam melakukan
suatu kegiatan baik kegiatam pembelajaran maupun kegiatan bereksperimen.Salah satu
alat yang digunakan dalam kegiatan eksperimen khususnya dibidang kimia dan
fisika adalah termometer. Termometer adalah alat yang digunakan mengukur suhu. Alat
ini memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan khususnya diberbagai
bidang kimia dan fisika. Termometer ini akan terus berkembang sehingga akan akan
lebih memudahkan untuk melaksanakan penelitian yang lebih tepat dalam kegiatan
bereksperime (Jamzuri, 2016: Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Volume
6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158).
Dalam bidang fisika biasa ada yang dikenal dengan istilah
perubahan wujud Seperti padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair
padat, gas-gas, gas-cair dan gas-padat. Perubahan wujud tersebut biasanya di
sebabkan oleh salah satu faktor yaitu suhu atau temperatur. Apabila terjadinya perubahan cair menjadi
padat disebut dengan pembekuan, sedangkan apabila terjadinya perubahan padat
menjadi cair disebut dengan pelelehan. Oleh karena itu, adanya istilah titik
leleh dan titik didih. Titik leleh adalah suatu perubahan suhu dimana zat padat
menjadi zat cair pada suatu kesetimbangan. Titik leleh tidak dipengaruhi oleh
tekanan, akan tetapi yang paling berpengaruh pada titik leleh adalah suatu
berat molekul zat padat yang berubah menjadi suatu molekul zat caiir yang
menandakan bahwa titik leleh itu telah terjadi ketika suhu dimana saat zat
telah habis meleleh semua (Sudarmo, 2011:
166).
Titik leleh dibedakan menjadi dua yaittu titik
leleh senyawa murni dan titik leleh
senyawa tak murni. Titik leleh senyawa murni artinya bahwa titik leleh
dimana terjadinya perubahan suhu pada zat padat menjadi cari ketika tekanan 1
atmosfer yang berada dalam kessetimbangan. Suatu zat padat tersusun dari
molekul-moleku yang terdapat ikatan-ikatan. Dimana apabila zat padat dipanaskan
maka ikatan tersebut akan naik dan pada suhu tertentu ikatan dari molekul-molekul
akan terlepas sehingga terjadinya proses pelelehan.
Cepat lambatnya Proses pelelehan juga
dipengaruhi dari senyawa murni dan senyawa tak murni. Artinya bahwa, semakin
murni senyawa tersebut maka proses pelelehan akan semakin cepat sehingga trayek
atau rata-rata suhu lelehnya lebih sempit, akan tetapi apabila senyawa tak
murni (dikarenakan adanya gangguan dari luar sehingga terbentuknya
ikatan-ikatan lain didalam zat padat) maka proses pelelehan juga berlangsung
lambat sehingga trayek suhu lelehnya lebih lebar. Oleh karena itu, penentuan
titik leleh ditentukan daripengamatan trayek lelehnya. Seperti gambar dibawah ini.
Semakin berkembangnya peralatan dalam dunia pendidikan,
peralatan yang digunakan untuk menentukan titik leleh juga semakin modern
misalnya alat Thiele yang digunakan untuk menentukan titik leleh 25-180°C
dengan menggunakan minyak parafin atau oli sebagai pemanas. Alat
Thomas-Hoover untuk titik leleh 25-300°C menggunakan silikon oli. Alat
Mel-Temp untuk menentukan titik leleh 25-400 °C dengan menggunakan melting
Block. Alat
Fisher-Johns untuk titik leleh 25-300°C dengan menggunakan heating-block atau
eletrik dan kaca objek untuk menyimpan zatnya. Dari banyaknya alat-alat yang digunakan
untuk menentukan titik leleh, namun terdapat alat yang banyak digunakan didalam
laboratorium adalah alat Thiele dan melting Block dengan cara dipanaskan dengan
menggunakan bunsen.
Dalam melakukan kegiatan eksperimen atau
kegiatan penelitian seharusnya diperoleh hasil maupun pengukuran yang akurat
dan tepat. Oleh karena itu dalam menentukan titik leleh yang menggunakan
termometer, hendaknya termometer yang digunakan dikalibrasi terlebih dahulu
dengan tujuan agar hasil dari pengukuran yang dilakukan dapat memberikan hasil
yang akurat, benar dan tepat (Tim Kimia Organik I, 2016: 11-12).
Pangkalibrasian termometer merupakan suatu hal yang memiliki
peranan penting dalam melakukan pengukuran suhu yang menjadi bagian terpenting
dalam berbagai bidang kehidupan. Misalnya dibidang kedokteran. Untuk memberikan
jaminan hasil yang akurat maka dilakukan proses pelaksanaan pengkalibrasian
termometer yang dilakukan dengan menggunakan media tertentu sebagai alat bantu.
Media yang dapat digunakan biasanya berupa padat, cairan atau gas tergantung
pada kebutuhan termometer yang akan dikalibrasi (Indrayani, 2017: 299. E-ISSN:
2548-8325 / P-ISSN 2548-8317).
Dalam melaksanakan kegiatan praktikum dilaboratorium
kita harus mampu memilih serta menetukan alat-alat yang digunakan dalam kondisi
yang baik. Karena alat-alat tersebut akan menentukan keakuratan hasil praktikum
yang kita lakukan. Salah satu contoh alat praktikum yang memiliki peranan
penting adalah termometer. Dimana termometer adalah alat pengukur suhu yang
ketelitian dan ketepatannya haruslah bersifat rill atau benar, karena jika termometer yang kita gunakan dalam
kondisi rusak atau tidak baik maka akan memberikan hasil yang tidak akurat
dalam kegiatan parktikum dilaboratorium. Oleh karena itu, sebelum kita melakukan
praktikum dilaboratorium, kita harus melakukan proses pemeriksaan atau
pengecekan pada alat-alat praktikum seperti kita melakukan pengkalibrasian pada
termometer.
Salah satu contoh percobaan yang menggunakan
termometer adalah tentang penentuan titik leleh. Titik leleh terjadi ketika
dimana zat padat berubah menjadi zat cair karena dipengaruhi oleh perubahan
suhu. Semakin kecil perbedaan suhu maka
menandakan bahwa zat tersebut memiliki kemurnian yang semakin tinggi. Jadi bisa
kita katakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan wujud suatu
zat adalah suhu atau temperatur (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/)
V. ALAT DAN BAHAN
5.1. Alat
- Labu erlenmeyer
- Termometer
- Pemanas
- Pipa gelas kapiler
- Stick
5.2. Bahan
- Es batu
- Air
- Gabus
- Sampel zat murni
VI. Prosedur Kerja
6.1 Kalibrasi
Termometer
- Dibuat campuran bubuk es dan air dalam labu erlenmeyer 250 ml sehingga 2/5 bagian volumenya terisi
- Dimasukkan termometer hingga ujungnya menyentuh campuran es + air, disumbat mulut labu erlenmeyer tersebut dengan gabus, sehingga campuran tersebut tegrisolasi dari udara luar
- Dicatat batas bawah skala termometer tersebut (0)
- Diangkat termometer dan diulangi lagi prosedur 1-3
- Dirancang kebali alat dengan mengisi 2/5 bagian erlenmeyer dengan aquades
- Dimasukkan termometer hingga tepat 1 cm diata permukaan air, disumbat dan diusahakan termometer berada pada posisi tegak/vertikal
- Dilakukan pemanasandan catat suhu saat air mulai mendidih dan suhu tidak naik-naik lagi (konstan)
- Diulangi prosedur 3-7 sekali lagi
6.2 Penentuan
titik leleh
- Diambil pipa gelas kapiler, lalu dibakar ujungnya sehingga tertutup
- Dimasukkan sampel zat murni atau campuran dari ujung lainnya. Lalu dipadatkan dengan bantuan stick yang berlubang tengahnya. Tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak lebih dari 2 mm.
- Pipa kapiler yang berisi sampel diikatkan dengan termometer menggunakan benang (bagian ujung bawah termometer)
- Dimasukkan alat tersebut kedalam erlenmeyer yang telah diisi air atau minyak (tergantung tinggi TL zat tersebut) dengan mengisi 2/3 erlenmeyer dan disumbat dengan gabus mulut erlenmeyer
- Dipanaskan perangkat alat ini secara perlahan dan dicatat suhu saat tepat zat meleleh hingga semua zat meleleh
- Dilakukan prosedur 1-5 sebanyak dua kali untuk tiap sampel yang diberikan. Sampel murni terdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam benzoat dan maltosa
- Ditentukan titik leleh campuran dua senyawa yang sama dengan proporsi 1:1, 1:3 dan 3:1. Gambarkan titik autentik yang diperoleh untuk hasil yang abik, digambarkan titik autentik pada kertas milimeter block (kertas grafik)
6.3 Demonstrasi
titik leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)
- Ditempatkan sampel yang akan diketahui titik lelehnya pada pipa gelas kapiler setebal lebih kurang 2 mm.
- Ditempatkan pipa kapiler pada alat bagian atas. Terdapat 3 lubang yang diameternya 3mm, lubang tengah untuk pipa kapiler yang berisi sampel dan lubang lain yang diisi dengan pipa kapiler kosong (konstan)
- Dihubungkan alat dengan tombol listrik dan on-kan. Variabel suhu dapat diatur dengan tombol agar naik secara kosntan dengan kecepatan tertentu. Pengamatan dapat dilakukan dari lubang kecil disisi depan alat ini. Perhatikan variabel suhu saat zat sudah meleleh.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan terdapat
video yang berkaitan dengan percobaan ini.
Setelah menyaksikan video tersebut terdapat
beberapa pertanyaan yang ditimbulkan yaitu sebagai berikut:
- Apa tujuan pipa kapiler dibakar terlebih dahulu sebelum dimasukkan KNO3 kedalamnya?
- Mengapa sebelum dilakukan penentuan titik leleh KNO3 dihaluskan terlebih dahulu dan apakah ada pengaruh dihaluskannya KNO3 dengan penentuan titik leleh ?
- Apa yang terjadi saat pipa kapiler yang berisi KNO3 dimasukkan kedalam melting point aparatus atau alat penentuan titik leleh?
Saya akan menjawab pertanyaan nomor 1
BalasHapusMenurut saya pipa kapiler dibakar sebelum melakukan penentuan titik leleh karena agar zat-zat pengotor yang terdapat pada pipa kapiler dapat menghilang atau terlepas dari pipa kapiler sehingga tidak terkontaminasi saat melakukan proses penentuan titik leleh selain itu proses pembakaran Pipa kapiler juga berguna untuk menempelkan atau melekatkan KNO3 pada pipa kapiler.
Saya Hanna Salwa Putri (A1C117045) akan mencoba menjawab no.2 Menurut saya sebelum kita melakukan penentuan titik leleh hendaklah kita memperhatikan sampel yang akan kita tentukan titik lelehnya. Berdasarkan vdeo bahwa KNO3 dihaluskan karena agar KNO3 dapat cepat mengalami titik leleh. Seperti yang kita ketahui bahwa apabbila suatu zat yang berbentuk padat maka akan lebih lambat larut sehingga penentuan titik leleh juga berlangsung lambat. Sebaliknya apabila suatu zat yang ebrbentuk serbuk maka akan lebih cepat larut dan penentuan titik lelehnua juga semakin cepat.
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan nomor 3. Menurut saya, ketika pipa kapiler yang berisi KNO3, dimasukkan kedalam alat penentu titik leleh atau digital melting point apparatus maka yang akan terjadi adalah KNO3 akan larut dan meleleh karena adanya perubahan suhu didalam alat penentu titik leleh tersebut. Sehingga semakin kecil perubahan suhu maka semakin tinggi pula tingkat kemurnian suatu zat.
BalasHapus