Minggu, 24 Februari 2019

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

  JURNAL PRAKTIKUM  
KIMIA ORGANIK I



 

DISUSUN OLEH:

YULI ASRIANI
 (A1C117039)

DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI   
2019


PERCOBAAN 2
I. JUDUL                                : Kalibrasi termometer dan penentuan titik leleh
II. HARI/TANGGAL              : Kamis, 28 Februari 2019
III. TUJUAN                          : Adapun tujuan praktikum ini yaitu sebagai berikut:
  1. Dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam penentuan titik leleh senyawa murni
  2. Dapat melakukan kalibrasi termometer sebelum digunakan untuk penetuan titik leleh suatu senyawa murni
  3. Dapat membedakan suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni
  4. Dapat melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai sampel
IV. LANDASAN TEORI
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi  membuat alat-alat atau instrument yang digunakan dalam dunia pendidikan juga semakin berkembang. Hal ini dipengaruhi oleh semakin canggihnya teknologi dalam era globalisasi yang membuat banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi dalam melakukan proses kegiatan. Dengan perkembangan teknologi yang semakin modern, maka alat-alat atau instrument yang digunakan juga semakin berkembang sehingga akan memberikan banyak manfaat dalam melakukan suatu kegiatan baik kegiatam pembelajaran maupun kegiatan bereksperimen.Salah satu alat yang digunakan dalam kegiatan eksperimen khususnya dibidang kimia dan fisika adalah termometer. Termometer adalah alat yang digunakan mengukur suhu. Alat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan khususnya diberbagai bidang kimia dan fisika. Termometer ini akan terus berkembang sehingga akan akan lebih memudahkan untuk melaksanakan penelitian yang lebih tepat dalam kegiatan bereksperime (Jamzuri, 2016: Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Volume 6 Nomor 1 2016 ISSN : 2089-6158).
Dalam bidang fisika biasa ada yang dikenal dengan istilah perubahan wujud Seperti padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair padat, gas-gas, gas-cair dan gas-padat. Perubahan wujud tersebut biasanya di sebabkan oleh salah satu faktor yaitu suhu atau temperatur.  Apabila terjadinya perubahan cair menjadi padat disebut dengan pembekuan, sedangkan apabila terjadinya perubahan padat menjadi cair disebut dengan pelelehan. Oleh karena itu, adanya istilah titik leleh dan titik didih. Titik leleh adalah suatu perubahan suhu dimana zat padat menjadi zat cair pada suatu kesetimbangan. Titik leleh tidak dipengaruhi oleh tekanan, akan tetapi yang paling berpengaruh pada titik leleh adalah suatu berat molekul zat padat yang berubah menjadi suatu molekul zat caiir yang menandakan bahwa titik leleh itu telah terjadi ketika suhu dimana saat zat telah habis meleleh semua (Sudarmo, 2011:  166). 
Titik leleh dibedakan menjadi dua yaittu titik leleh senyawa murni dan titik leleh  senyawa tak murni. Titik leleh senyawa murni artinya bahwa titik leleh dimana terjadinya perubahan suhu pada zat padat menjadi cari ketika tekanan 1 atmosfer yang berada dalam kessetimbangan. Suatu zat padat tersusun dari molekul-moleku yang terdapat ikatan-ikatan. Dimana apabila zat padat dipanaskan maka ikatan tersebut akan naik dan pada suhu tertentu ikatan dari molekul-molekul akan terlepas sehingga terjadinya proses pelelehan.
Cepat lambatnya Proses pelelehan juga dipengaruhi dari senyawa murni dan senyawa tak murni. Artinya bahwa, semakin murni senyawa tersebut maka proses pelelehan akan semakin cepat sehingga trayek atau rata-rata suhu lelehnya lebih sempit, akan tetapi apabila senyawa tak murni (dikarenakan adanya gangguan dari luar sehingga terbentuknya ikatan-ikatan lain didalam zat padat) maka proses pelelehan juga berlangsung lambat sehingga trayek suhu lelehnya lebih lebar. Oleh karena itu, penentuan titik leleh ditentukan daripengamatan trayek lelehnya. Seperti gambar dibawah ini. 


Semakin berkembangnya peralatan dalam dunia pendidikan, peralatan yang digunakan untuk menentukan titik leleh juga semakin modern misalnya alat Thiele yang digunakan untuk menentukan titik leleh 25-180°C dengan menggunakan minyak parafin atau oli sebagai pemanas. Alat  Thomas-Hoover untuk titik leleh 25-300°C menggunakan silikon oli. Alat Mel-Temp untuk menentukan titik leleh 25-400 °C dengan menggunakan melting Block. Alat Fisher-Johns untuk titik leleh 25-300°C dengan menggunakan heating-block atau eletrik dan kaca objek untuk menyimpan zatnya. Dari banyaknya alat-alat yang digunakan untuk menentukan titik leleh, namun terdapat alat yang banyak digunakan didalam laboratorium adalah alat Thiele dan melting Block dengan cara dipanaskan dengan menggunakan bunsen.
Dalam melakukan kegiatan eksperimen atau kegiatan penelitian seharusnya diperoleh hasil maupun pengukuran yang akurat dan tepat. Oleh karena itu dalam menentukan titik leleh yang menggunakan termometer, hendaknya termometer yang digunakan dikalibrasi terlebih dahulu dengan tujuan agar hasil dari pengukuran yang dilakukan dapat memberikan hasil yang akurat, benar dan tepat (Tim Kimia Organik I, 2016: 11-12).

Pangkalibrasian termometer merupakan suatu hal yang memiliki peranan penting dalam melakukan pengukuran suhu yang menjadi bagian terpenting dalam berbagai bidang kehidupan. Misalnya dibidang kedokteran. Untuk memberikan jaminan hasil yang akurat maka dilakukan proses pelaksanaan pengkalibrasian termometer yang dilakukan dengan menggunakan media tertentu sebagai alat bantu. Media yang dapat digunakan biasanya berupa padat, cairan atau gas tergantung pada kebutuhan termometer yang akan dikalibrasi (Indrayani, 2017: 299. E-ISSN: 2548-8325 / P-ISSN 2548-8317). 

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum dilaboratorium kita harus mampu memilih serta menetukan alat-alat yang digunakan dalam kondisi yang baik. Karena alat-alat tersebut akan menentukan keakuratan hasil praktikum yang kita lakukan. Salah satu contoh alat praktikum yang memiliki peranan penting adalah termometer. Dimana termometer adalah alat pengukur suhu yang ketelitian dan ketepatannya haruslah bersifat rill atau benar,  karena jika termometer yang kita gunakan dalam kondisi rusak atau tidak baik maka akan memberikan hasil yang tidak akurat dalam kegiatan parktikum dilaboratorium. Oleh karena itu, sebelum kita melakukan praktikum dilaboratorium, kita harus melakukan proses pemeriksaan atau pengecekan pada alat-alat praktikum seperti kita melakukan pengkalibrasian pada termometer.
Salah satu contoh percobaan yang menggunakan termometer adalah tentang penentuan titik leleh. Titik leleh terjadi ketika dimana zat padat berubah menjadi zat cair karena dipengaruhi oleh perubahan suhu. Semakin kecil  perbedaan suhu maka menandakan bahwa zat tersebut memiliki kemurnian yang semakin tinggi. Jadi bisa kita katakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan wujud suatu zat adalah suhu atau temperatur (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/)

V. ALAT DAN BAHAN
5.1. Alat
  • Labu erlenmeyer
  • Termometer
  • Pemanas
  • Pipa gelas kapiler
  • Stick
5.2. Bahan
  •  Es batu
  • Air
  • Gabus
  •   Sampel zat murni
VI. Prosedur Kerja
6.1  Kalibrasi Termometer
  1. Dibuat campuran bubuk es dan air dalam labu erlenmeyer 250 ml sehingga 2/5 bagian volumenya terisi
  2. Dimasukkan termometer hingga ujungnya menyentuh campuran es + air, disumbat mulut labu erlenmeyer tersebut dengan gabus, sehingga campuran tersebut tegrisolasi dari udara luar
  3. Dicatat batas bawah skala termometer tersebut (0)
  4. Diangkat termometer dan diulangi lagi prosedur 1-3
  5. Dirancang kebali alat dengan mengisi 2/5 bagian erlenmeyer dengan aquades
  6. Dimasukkan termometer hingga tepat 1 cm diata permukaan air, disumbat dan  diusahakan termometer berada pada posisi tegak/vertikal
  7. Dilakukan pemanasandan catat suhu saat air mulai mendidih dan suhu tidak naik-naik lagi (konstan)
  8. Diulangi prosedur 3-7 sekali lagi
6.2  Penentuan titik leleh
  1. Diambil pipa gelas kapiler, lalu dibakar ujungnya sehingga tertutup
  2. Dimasukkan sampel zat murni atau campuran dari ujung lainnya. Lalu dipadatkan dengan bantuan stick yang berlubang tengahnya. Tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak lebih dari 2 mm.
  3. Pipa kapiler yang berisi sampel diikatkan dengan termometer menggunakan benang (bagian ujung bawah termometer)
  4. Dimasukkan alat tersebut kedalam erlenmeyer yang telah diisi air atau minyak (tergantung tinggi TL zat tersebut) dengan mengisi 2/3 erlenmeyer dan disumbat dengan gabus mulut erlenmeyer
  5. Dipanaskan perangkat alat ini secara perlahan dan dicatat suhu saat tepat zat meleleh hingga semua zat meleleh
  6. Dilakukan prosedur 1-5 sebanyak dua kali untuk tiap sampel yang diberikan. Sampel murni terdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam benzoat dan maltosa
  7. Ditentukan titik leleh campuran dua senyawa yang sama dengan proporsi 1:1, 1:3 dan 3:1. Gambarkan titik autentik yang diperoleh untuk hasil yang abik, digambarkan titik autentik pada kertas milimeter block (kertas grafik)
6.3  Demonstrasi titik leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)
  1. Ditempatkan sampel yang akan diketahui titik lelehnya pada pipa gelas kapiler setebal lebih kurang 2 mm.
  2. Ditempatkan pipa kapiler pada alat bagian atas. Terdapat 3 lubang yang diameternya 3mm, lubang tengah untuk pipa kapiler yang berisi sampel dan lubang lain yang diisi dengan pipa kapiler kosong (konstan)
  3. Dihubungkan alat dengan tombol listrik dan on-kan. Variabel suhu dapat diatur dengan tombol agar naik secara kosntan dengan kecepatan tertentu. Pengamatan dapat dilakukan dari lubang kecil disisi depan alat ini. Perhatikan variabel suhu saat zat sudah meleleh.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan terdapat video yang berkaitan dengan percobaan ini.
Setelah menyaksikan video tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang ditimbulkan yaitu sebagai berikut:    
  1. Apa tujuan pipa kapiler dibakar terlebih dahulu sebelum dimasukkan KNO3  kedalamnya?
  2. Mengapa sebelum  dilakukan penentuan titik leleh KNO3 dihaluskan terlebih dahulu dan apakah ada pengaruh dihaluskannya KNO3 dengan penentuan titik leleh ?
  3. Apa yang terjadi saat pipa kapiler yang berisi KNO­­3 dimasukkan kedalam melting point aparatus atau alat penentuan titik leleh?
 























































































3 komentar:

  1. Saya akan menjawab pertanyaan nomor 1
    Menurut saya pipa kapiler dibakar sebelum melakukan penentuan titik leleh karena agar zat-zat pengotor yang terdapat pada pipa kapiler dapat menghilang atau terlepas dari pipa kapiler sehingga tidak terkontaminasi saat melakukan proses penentuan titik leleh selain itu proses pembakaran Pipa kapiler juga berguna untuk menempelkan atau melekatkan KNO3 pada pipa kapiler.

    BalasHapus
  2. Saya Hanna Salwa Putri (A1C117045) akan mencoba menjawab no.2 Menurut saya sebelum kita melakukan penentuan titik leleh hendaklah kita memperhatikan sampel yang akan kita tentukan titik lelehnya. Berdasarkan vdeo bahwa KNO3 dihaluskan karena agar KNO3 dapat cepat mengalami titik leleh. Seperti yang kita ketahui bahwa apabbila suatu zat yang berbentuk padat maka akan lebih lambat larut sehingga penentuan titik leleh juga berlangsung lambat. Sebaliknya apabila suatu zat yang ebrbentuk serbuk maka akan lebih cepat larut dan penentuan titik lelehnua juga semakin cepat.

    BalasHapus
  3. Saya akan menjawab pertanyaan nomor 3. Menurut saya, ketika pipa kapiler yang berisi KNO3, dimasukkan kedalam alat penentu titik leleh atau digital melting point apparatus maka yang akan terjadi adalah KNO3 akan larut dan meleleh karena adanya perubahan suhu didalam alat penentu titik leleh tersebut. Sehingga semakin kecil perubahan suhu maka semakin tinggi pula tingkat kemurnian suatu zat.

    BalasHapus